Kupon SBR006 Lebih Kecil dibandingkan Seri Sebelumnya, Kenapa?
Keunggulan SBR006 lebih banyak dibandingkan investasi lainnya
Keunggulan SBR006 lebih banyak dibandingkan investasi lainnya
Bareksa.com - Masa penawaran Savings Bond Ritel seri 006 (SBR006) tinggal menyisakan beberapa hari lagi, sejak awal ditawarkan 1 April 2019. Produk investasi khusus bagi masyarakat ritel Indonesia ini diterbitkan oleh pemerintah untuk membiayai anggaran negara.
Karena untuk investor ritel, modal untuk investasi di SBR006 tergolong sangat rendah, mulai dari Rp1 juta (1 unit) dan kita bisa ikut membantu membiayai anggaran negara. Masyarakat yang menjadi investor juga mendapatkan keuntungan berupa kupon atau bunga yang dibayarkan per bulan langsung ke rekening investor.
Dalam penawaran ini, pemerintah memberikan tingkat kupon atau bunga SBR006 sebesar 7,95 persen per tahun dengan sistem floating with floor atau mengambang dengan batas minimal. “Mengambang" artinya besaran kupon SBR akan disesuaikan dengan perubahan tingkat suku bunga Bank Indonesia, sebagai acuan. Sedangkan "Kupon Minimal" artinya tingkat kupon pertama yang ditetapkan akan menjadi kupon minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo.
Promo Terbaru di Bareksa
SBR006 memiliki tenor atau masa berlaku dua tahun dan akan jatuh tempo pada 10 April 2021.
Mengapa Kupon SBR006 Lebih Kecil dibandingkan dengan SBR005?
Seri sebelumnya, yakni SBR005, menawarkan kupon minimal 8,15 persen per tahun. Angka ini tentu lebih besar dibandingkan dengan kupon SBR006, tetapi pemerintah punya alasannya.
Direktur Surat Utang Negara DJPRR Kemenkeu Loto S Ginting menjelaskan, penetapan kupon ini memang cenderung menurun dibandingkan dengan instrumen sebelumnya. Ada tiga alasan yang mendasarinya.
Pertama, terjadi penurunan yield atau imbal hasil surat berharga lainnya karena berkurangnya ketidakpastian pergerakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang sebelumnya dikhawatirkan akan terjadi peningkatan yang besar. Tren penurunan suku bunga secara global ini menandakan ekonomi yang membaik.
Kedua, minat investor atas instrumen surat berharga negara cukup besar tahun ini dibandingkan tahun lalu. Ketiga, tingkat inflasi Indonesia yang terjaga sehingga ini terefleksi terhadap tingkat imbal hasil dari surat utang negara yang menurun. Artinya, kondisi ekonomi Indonesia juga semakin baik.
"Namun untuk instrumen surat berharga ritel tidak terlalu banyak kami sesuaikan bunganya dan sudah dibatasi sampai 7,95 persen sehingga menurut hemat kami kupon 7,95 persen dengan pajak 15 persen masih menarik untuk investor ritel," kata Loto dalam peluncuran SBR006 di Jakarta.
Namun Loto memastikan, para investor tidak perlu cemas, karena tingkat kupon tersebut masih premium dan menarik bagi para investor ritel dengan skema floating atau mengambang membuat investor tidak perlu khawatir jika BI akhirnya memutuskan untuk menurunkan suku bunganya.
“Kupon tadi ada batas minimal maksudnya jadi waktu ditetapkan kupon 7,95 persen acuannya adalah pada saat BI Rate 6 persen. Apabila suku bunga acuan BI naik maka akan menyesuaikan kenaikannya. Sementara kalau suku bunga acuan BI turun, [kupon SBR006] tidak menyesuaikan artinya masih di angka 7,95 persen," katanya.
Secara teori, BI sebagai bank sentral bisa mengambil kebijakan suku bunga acuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, bila kondisi ekonomi sudah terjaga baik, bank sentral bisa menahan suku bunga acuan atau menaikkan bila pertumbuhan terlalu cepat.
Menurut analis Bareksa, dengan kondisi global yang mendukung, BI memiliki ruang untuk mempertimbangkan bagaimana arah kebijakan suku bunga ke depan, yang saat ini berada di level 6 persen. Ke depan, ada kemungkinan BI bisa menurunkan suku bunga acuan dengan mempertimbangkan kebijakan The Fed, kondisi inflasi serta nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Lebih Unggul
Setelah mengetahui alasan pemerintah menetapkan kupon SBR006 tersebut, kita perlu mengetahui bahwa di saat ini kupon yang ditawarkan oleh SBR006 terbilang lebih besar dibandingkan dengan instrumen lain, yakni surat utang negara lainnya dan deposito.
Surat utang pemerintah dengan tenor 10 tahun sering dijadikan acuan (benchmark) para investor untuk menentukan keputusannya dalam berinvestasi. Semakin turun yield menggambarkan keadaan harga obligasi terus meningkat yang memberikan sinyal bagus bagi investor.
Mengutip data Bareksa, per 27 Maret 2019, imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun hanya 7,62 persen. Sebagai informasi, seperti SBR006, obligasi ini juga dijamin oleh negara pembayaran kuponnya dan pokoknya.
Sekarang bandingkan saja dengan mudah, mana lebih menguntungkan? SBR006 dengan imbal hasil 7,95 persen dengan masa jatuh tempo hanya 2 tahun atau surat utang negara dengan imbal hasil 7,62 persen dan jatuh tempo 10 tahun kemudian.
Sementara itu, bila dibandingkan dengan deposito bank jangka waktu satu tahun, SBR006 tetap memiliki keunggulan lebih. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), suku bunga deposito rata-rata perbankan pada Februari 2019 mencapai 6,18 persen per tahun. Selain itu, bunga deposito bank dipotong pajak 20 persen dan SBR006 pajak kuponnya hanya 15 persen.
Tabel Perbandingan SBR006 dan Deposito
*Rata-rata suku bunga deposito berdasarkan data LPS Februari 2019
Keunggulan SBR006 lainnya, bila suku bunga acuan BI turun, suku bunga deposito juga bisa disesuaikan oleh bank tetapi kupon SBR006 tidak akan turun dari batas minimal. SBR006 juga punya fasilitas pencairan awal (early redemption) setelah setahun berinvestasi tanpa ada biaya pinalti.
Nah, sekarang kita sudah paham kalau bantu negara pasti untung. Segera pesan sekarang, jangan ketinggalan.
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Pembelian produk investasi yang dijamin pemerintah ini hanya bisa dilakukan pada periode penawaran SBR006, yakni 1-16 April 2019.
Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBR006? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBR006.
Sudah punya akun Bareksa untuk reksadana? Segera lengkapi data NPWP dan rekening bank untuk membeli SBR006 di Bareksa.
Mau beli SBR006 tapi belum punya NPWP? Kamu tetap bisa daftar dengan meminjam NPWP orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
(KA01/hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.