Berita Hari Ini : BI Longgarkan Likuditas Reverse Repo, Bali United Segera IPO
AUTO bentuk bisnis patungan, CSIS perbanyak proyek eksternal, WEGE perbesar recurring income
AUTO bentuk bisnis patungan, CSIS perbanyak proyek eksternal, WEGE perbesar recurring income
Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 27 Februari 2019 :
Bank Indonesia
Bank Indonesia memberikan sinyal memberikan kelonggaran likuiditas di pasar reverse repo Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini terlihat saat lelang reverse repo yang berlangsung. BI terlihat tak mengambil semua penawaran perbankan untuk reverse repo SBN berjangka waktu 14 hari dan 21 hari. Artinya BI tak banyak menyedot likuiditas di pasar keuangan dalam negeri.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebagai informasi kebijakan reverse repo SBN adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang dilakukan BI dengan cara menggadaikan SBN yang mereka miliki kepada perbankan, dalam jangka tertentu, dengan tawaran imbal hasil.
Tujuannya agar BI bisa mengendalikan likuiditas di pasar keuangan. Pada lelang reverse repo BI mengumpulkan dana Rp1,96 triliun. Terdiri dari jangka waktu 7 hari dengan nominal penawaran masuk Rp1,06 triliun. Sedangkan jangka waktu 14 hari Rp1,38 triliun, hasil lelang Rp500 miliar. Dan terakhir jangka 1 bulan dengan penawaran masuk Rp2,87 triliun, yang diambil cuma Rp400 miliar.
Bali United IPO
Klub sepakbola asal Bali ini semakin mematangkan rencananya untuk melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Bali United yang akan melantai dengan nama perusahaan PT Bali Bintang Sejahtera ini bertemu dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Presiden Direktur Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto mengatakan pertemuan kemarin bertujuan untuk memfinalkan harga IPO dan jumlah saham yang akan dilepas. Kresna Sekuritas ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO Bali United. "Kami akan melepas 33,3 persen saham," kata Octavianus.
Bali United membidik target dana IPO Rp300 miliar. Direktur Keuangan Bali Bintang Sejahtera Yohanes Ade Bunian Moniaga mengatakan sebagian dana IPO akan digunakan untuk investasi pemain. Sebagian lainnya akan digunakan untuk membeli peralatan, perbaikan stadion dan keperluan mendanai anak perusahaan. "Kami akan listing April atau Mei," jelas dia.
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Perseroan mendirikan bisnis bersama alias joint venture (JV) dengan Toyoda Gosei Co, Ltd pada 22 November 2018. Bisnis patungan yang dinamakan PT Toyoda Gosei Indonesia ini bergerak di bidang produksi side airbag.
Dari usaha patungan tersebut, AUTO memiliki porsi 20 persen saham dengan nilai investasi Rp64,3 miliar. Public Relations PT Astra Otoparts Tbk Hanna Carissa mengatakan usaha patungan yang dilakukan bersama Toyoda untuk mendukung pasar Original Equipment Manufacturer (OEM) dan pengembangan keamanan kendaraan roda empat untuk pemenuhan peringkat program penilaian mobil baru alias new car assessment program di Asia Tenggara (ASEAN NCAP).
Menurut Hanna, ekspansi ini belum akan akan memberikan kontribusi pada tahun 2019. "Kemungkinan baru memberikan dampak positif pada dua hingga tiga tahun mendatang, saat perusahaan baru tersebut sudah mencapai utilization rate yang sesuai," ujar dia.
Dia menambahkan, usai ekspansi ini, AUTO masih akan mengembangkan bisnis dengan melihat perkembangan industri otomotif secara keseluruhan.
PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS)
Perseroan memilih untuk lebih banyak berburu proyek eksternal atau yang tidak terafiliasi dengan Olympic Group. Tujuannya adalah mencari potensi margin yang lebih besar. Target Cahayasakti adalah mengantongi proyek eksternal lebih besar dibandingkan dengan proyek internal.
"Kami usahakan tahun ini lebih banyak ke luar, karena kalau grup sendiri marginnya tidak terlalu besar," ujar Direktur Keuangan PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk Apran Kurniawan.
Sepanjang tahun ini Cahayasakti mengejar kontrak baru senilai Rp200 miliar. Beberapa pekerjaan yang sudah mereka dapatkan seperti Rp94 miliar gudang e-commerce di Sentul (Bogor, Jawa Barat), Rp25 miliar gudang, Rp8 miliar rumah toko (ruko) dan Rp20 miliar pengadaan furnitur.
Sembari mengejar aneka proyek eksternal, Cahayasakti melanjutkan pengerjaan Olympic City di Bogor. Setelah rumah tapak Pine Garden, mereka berencana membangun apartemen kelas middle-low.
Kendati menyasar segmen menengah ke bawah, kelak penjualan apartemen tersebut dalam kondisi terisi furnitur. Menurut rencana pengembangan, bakal ada tiga menara apartemen dengan ketinggian masing-masing delapan lantai. Nilai proyek tersebut sekitar Rp320 miliar.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)
WIKA Gedung berharap 15 persen pendapatan berasal dari recurring income alias pendapatan berulang. Karena itu anak usaha PT Wikaya Karya (Persero) Tbk itu akan memperbanyak proyek dalam skema konsesi dan build, operate and transfer (BOT).
WIKA Gedung menyiapkan angaran Rp600 miliar tahun ini. Duit itu bagian dari total alokasi anggaran Rp2,5 triliun-Rp3 triliun yang mereka alokasikan dalam lima tahun untuk memperkuat sumber recurring income. WIKA Gedung menakar, proyek konsesi dan BOT menawarkan sumber pendapatan yang lebih stabil di tengah kondisi ekonomi yang sedang paceklik.
Sambil mengejar proyek recurring income dari proyek konsesi dan BOT, mereka berpotensi untuk membidik tender pembangunannya. WIKA Gedung bisa sekaligus memacu lini usaha konstruksi. Karakter lini usaha konsesi berbeda dengan lini konstruksi yang selalu mengandalkan pesanan klien.
"Kami tidak ingin operasional carut-marut akibat terhentinya pesanan baru di saat kondisi pasar sedang sulit," tutur Direktur Human Capital, Investasi dan Pengembangan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk Nur Al Fata seperti dikutip Kontan.
Asal tahu saja, WIKA Gedung menjalankan tiga lini usaha. Selain konsesi, perusahaan berkode saham WEGE di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menjalankan lini usaha konstruksi dan industri.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.