Berita Hari Ini : Ditjen Pajak Kejar Aset WNI di 65 Negara, BBRI akan PUB Rp20 T
BULL diversifikasi ke pengangkutan batu bara, Anak usaha MTDL resmikan logistic center,
BULL diversifikasi ke pengangkutan batu bara, Anak usaha MTDL resmikan logistic center,
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 26 Februari 2019 :
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak
Ditjen Pajak masih mengolah data hasil program pertukaran data untuk perpajakan atau Automatic Exchange of Information (AEoI). Data tersebut meliputi data keuangan warga negara Indonesia (WNI) yang tersebar di 65 negara. Namun, hingga kini Ditjen Pajak belum bisa memastikan berapa potensi penerimaan perpajakan dari data tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Direktur Penyuluhan, Pelayanan dan Humas Direktorat Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama menjelaskan di program AEoI, Indonesia menerima data dari 65 negara dan mengirimkan data ke 54 negara. Negara-negara yang telah mengirimkan data antara lain Singapura, Hong Kong, China dan Australia.
Tak hanya itu, Pajak memastikan negara-negara tax haven seperti Bahama, Panama hingga Virgin Island juga sudah mengirimkan data. Negara Panama menjadi pembicaraan dua tahun lalu, terkait munculnya dokumen Panama Paper yang berisi nama-nama miliuner penyimpan dana di negara tersebut.
Sejumlah pengusaha dan pejabat di Indonesia juga tercantum di dokumen tersebut. Hanya saja Hestu belum bisa membeberkan data yang diperoleh lewat AEoI. Dia menyebut, data tersebut harus dipastikan kebenarannya terlebih dahulu.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
Ramainya penerbitan surat utang tahun ini merupakan tantangan bagi bank untuk mengamankan pendanaannya. Namun, Direktur BRI Haru Koesmahargyo optimistis dengan rencana penerbitan penawaran umum berkelanjutan (PUB) senilai total Rp20 triliun.
Jangka waktu PUB tersebut tiga tahun hingga 2021. Tahap pertama ditargetkan berlangsung paling lambat kuartal III 2019. Persiapan untuk rencana PUB tahap I sudah dimulai. Hanya saja, BRI belum menetapkan jumlah yang akan diterbitkan pada fase perdana tersebut.
"Belum kami putuskan berapa nilainya untuk tahap I. Yang jelas PUB akan tiga tahun senilai Rp 20 triliun," kata Haru seperti dikutip Kontan.
Tahun politik ini juga tidak menjadi halangan bagi bank untuk menerbitkan obligasi. Menurut Haru, kondisi ekonomi global saat ini memancing investor asing untuk masuk ke Indonesia. Sesuai rencana, seluruh emisi obligasi itu akan digunakan BRI untuk memperkuat bisnis pembiayaannya, terutama ke sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL)
Perseroan berencana untuk mendiversifikasi usahanya dengan masuk ke lini bisnis pengangkutan batu bara. Untuk itu, perseroan berencana untuk mengakusisi satu perusahaan pengangkutan batubara. Direktur Utama Buana Lintas Lautan Kevin Wong mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan dengan adanya aturan pemerintah yang mewajibkan penggunaan kapal nasional untuk ekspor batu bara dan minyak sawit serta untuk impor beras pada tahun 2020 mendatang.
"Ke batubara ekspor lebih dari 400 juta ton, saat ini diangkut oleh kapal yang tidak ada hubungan dengan perusahaan perkapalan, tapi biasanya pakai pembelinya pihak asing. Tapi aturan mulai mei 2020 harusnya diangkut kapal indonesia. Kan angkutan batu bara dari tambang ke PLT juga banyak," ujarnya.
Menurut Kevin, akuisisi akan dieksekusi pihaknya pada tahun ini tepatnya di semester I, dengan dana yang berasal dari lembaga keuangan luar negeri. Sayangnya, Kevin masih enggan menyebutkan berapa dana yang disiapkan perseroan untuk aksi akuisisi tersebut.
PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL)
Melalui anak usahanya yakni PT Synnex Metrodata Indonesia, meresmikan logistic center di atas lahan seluas 20.000 meter persegi di MM2100 Industrial Estate, Cibitun. Pembangunan logistic center merupakan salah satu strategi dalam membangun kompetensi sebagai perusahaan distribusi atas sarana logistrik yang turut berpotensi meningkatkan efisiensi dari Metrodata.
Dengan mempertimbangkan volume perdadagangan Synnex yang terus meningkat, manajemen melihat perlunya memiliki logistic center.
Direktur Independen dan Sekretaris Perusahaan MTDL Randy Kartadinata mengungkapkan, dengan diresmikannya logistic center ini, perseroan berupaya semakin memperkenalkan layanan unit bisnis solusi terkait logistic center antara lain solusi warehouse management system dan transport management system guna mendukung proses pengelolaan gudang serta pengiriman secara online.
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX)
Perseroan optimistis kinerja keuangannya bakal terus positif di tahun ini. Penyedia platform OONA TV ini menargetkan pendapatan tahun ini bisa mencapai Rp2,52 triliun. Angka ini naik 115 persen dibanding perkiraan pendapatan sepanjang 2018, yakni Rp1,17 triliun. Sementara, laba bersih ditargetkan bisa tumbuh sekitar 269 persen menjadi Rp61 miliar. Adapun estimasi laba bersih tahun lalu Rp16 miliar.
Target tersebut sejalan dengan aksi korporasi yang telah dilakukan perusahaan ini di awal tahun. Januari lalu, NFCX mengakuisisi PT Inova Duapuluh Duapuluh. Inova bakal dikembangkan untuk menjalin kerjasama bisnis bersama salah satu perusahaan telekomunikasi nasional.
Masih di bulan yang sama, NFCX juga menambah modal anak usahanya, PT Anugerah Wicaksana Digital (AWD), sebesar Rp4 miliar. Anak usaha tersebut bergerak di bidang e-commerce platform connector. "Diharapkan kontribusinya sudah bisa mulai terlihat tahun ini," ujar Chairman NFCX Jahja Suryandy seperti dikutip Kontan.
PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA)
Perseroan telah merancang beberapa strategi bisnis untuk menyokong kinerja tahun ini. Emiten ini akan mulai menggelar ekspansi pada semester I 2019. Salah satu ekspansi yang akan dikejar tahun ini adalah pengembangan Alila Ubud. Perusahaan ini juga akan akuisisi perusahaan di bidang lifestyle dan entertainment. Keduanya akan dilakukan di semester satu tahun ini.
Meski belum dapat menyebut perusahaan entertainment dan lifestyle apa yang akan diambilalih, manajemen BUVA menjelaskan, bisnis perusahaan yang akan dibeli sesuai dengan arah bisnis BUVA. Bukit Uluwatu berharap hasil dari akuisisi akan berkontribusi di tahun ini. "Berapa proyeksi belum dapat kami sebut, yang pasti akuisisi jelas dapat langsung berkontribusi," tutur Sekretaris Perusahaan BUVA Benita Sofyan seperti dikutip Kontan.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,82 | 0,23% | 4,09% | 7,79% | 8,03% | 19,38% | 38,35% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,66 | 0,21% | 4,11% | 7,21% | 7,45% | 2,88% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,69 | 0,58% | 3,99% | 7,68% | 7,82% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,91 | 0,57% | 3,86% | 7,26% | 7,40% | 17,49% | 40,87% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.289,21 | 0,83% | 4,10% | 7,42% | 7,55% | 19,87% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.