Jadi Topik Debat Capres Jokowi dan Prabowo, Ini Daftar 7 Unicorn di ASEAN
Unicorn di sini adalah perusahaan swasta berbasis teknologi digital yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar
Unicorn di sini adalah perusahaan swasta berbasis teknologi digital yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar
Bareksa.com - Debat calon presiden Indonesia putaran kedua semalam (17 Februari 2019) berlangsung cukup menarik. Bahkan salah satu topik yang menjadi viral di dunia maya adalah tentang unicorn.
Kata asing ini terlontar ketika calon presiden nomor urut 01 (capres 01), yakni Joko Widodo, menanyakan tentang upaya yang akan dilakukan oleh capres 02 alias Prabowo Subianto terkait dengan unicorn dan infrastruktur pendukungnya.
"Unicorn yang online-online itu ya," jawab Prabowo di awal penjelasannya kepada Jokowi.
Promo Terbaru di Bareksa
Tentu saja yang dimaksud Jokowi bukanlah binatang mitos berbentuk seperti kuda putih dengan satu tanduk yang bisa terbang. Unicorn di sini adalah perusahaan swasta (privat) berbasis teknologi digital yang memiliki valuasi mencapai US$1 miliar (sekitar Rp14 triliun).
Unicorn, seperti halnya dalam cerita dongeng, adalah binatang yang cukup langka. Tidak banyak perusahaan digital mampu sukses mencapai valuasi tinggi dan bertahan dalam waktu yang lama. Contohnya yang telah sukses, sebut saja Google dan Facebook.
Variasi unicorn ini ada yang disebut decacorn (valuasi US$10 miliar) dan hectocorn (valuasi hingga US$100 miliar).
Jokowi menyebut di Asia Tenggara (ASEAN) hanya ada tujuh unicorn - salah satunya sudah melakukan penawaran perdana dan telah menjadi perusahaan publik - dan empat di antaranya ada di Indonesia.
Berikut ulasan dan valuasi dari tujuh unicorn yang ada di ASEAN, menurut CB Insights dan techsauce.co.
Daftar 7 Unicorn di ASEAN
1. Go-Jek (Indonesia)
Didirikan oleh Nadiem Makarim, penyedia jasa on-demand mulai dari transportasi hingga pembayaran ini kini telah memiliki valuasi sebesar US$10 miliar. Sejumlah investor besar yang masuk memberikan suntikan dana kepada Go-Jek termasuk Formation Group, Sequoia Capital India, Warburg Pincus, Google dan Tencent Holdings. Kemudian, masuk dalam jajaran investor ada juga PT Astra International Tbk (ASII), emiten otomotif tercatat di Bursa Efek Indonesia, yang menyuntikkan sekitar US$2 juta tahun lalu.
2. Tokopedia (Indonesia)
Platform marketplace yang telah berusia 10 tahun ini sekarang memiliki valuasi sebesar US$7 miliar, dengan investor terbarunya adalah raksasa teknologi asal China, Alibaba Group. Sejumlah investor lain yang telah menyuntikkan dana ke marketplace yang didirikan oleh William Tanuwijaya ini termasuk SoftBankGroup dan Sequoia Capital India.
3. Traveloka (Indonesia)
Mulai dari penjualan tiket hingga hotel dan tempat wisata adalah layanan yang disediakan oleh Traveloka. Kini memiliki valuasi sekitar, US$2 miliar, Traveloka telah mendapatkan dana investasi dari Global Founders Capital, East Ventures dan Expedia Inc.
4. Bukalapak (Indonesia)
Kisahnya berawal dari kamar kos-kosan, perusahaan e-commerce yang didirikan Achmad Zaki ini telah bernilai US$1 miliar dan telah menjadi sebuah unicorn. Sejumlah investor yang telah menanam modal termasuk 500 Startups, Batavia Incubator dan Emtek Group (perusahaan teknologi yang juga memiliki media di Indonesia, SCTV).
5. Revolution Precrafted (Filipina)
Didirikan oleh desainer dan pengembang properti Robbie Antonio, perusahaan ini menyediakan koleksi rumah dan pavilium yang sudah difabrikasi sebelumnya. Hanya butuh dua tahun untuk Revolution dari startup menjadi sebuah unicorn, kini valuasinya mencapai US$1 miliar. Sejumlah investor yang telah berinvestasi di perusahaan ini termasuk K2 Global dan 500 Startups.
6. GrabTaxi (Singapura)
Didirikan oleh Anthony Tan yang juga teman sekelas pendiri Go-jek di Harvard, Grab kini telah memiliki valuasi US$11 miliar. Penyedia aplikasi transportasi ini telah hadir di hampir seluruh negara di ASEAN. Beberapa investor yang telah menyuntikkan dana termasuk GGV Capital, Vertex Venture Holdings dan Softbank Group
7. Sea (Singapura)
Perusahaan ini mungkin bukan unicorn lagi karena pada 2017 telah melakukan penawaran publik (IPO) senilai US$4,9 miliar di New York. Berawal dari pengembangan game, perusahaan ASEAN pertama di Bursa New York ini kini menyediakan berbagai layanan termasuk ecommerce Shopee dan pembayaran Airpay. Investor terbesarnya adalah raksasa teknologi China, Tencent.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.