BeritaArrow iconReksa DanaArrow iconArtikel

Prospek Saham Bukalapak Dinilai Positif, Ini Kinerja Reksadana dengan Portofolio BUKA

Abdul Malik12 Agustus 2021
Tags:
Prospek Saham Bukalapak Dinilai Positif, Ini Kinerja Reksadana dengan Portofolio BUKA
Ilustrasi investor memantau perkembangan investasinya di reksadana yang memiliki portofolio saham Bukalapak (BUKA). (Shutterstock)

Prospek saham Bukalapak dinilai masih cukup positif seiring dengan kebijakan pemerintah yang memperpanjang PPKM Level 4

Bareksa.com - Harga saham emiten e-commerce, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dalam 2 hari beruntun menyentuh level batas auto reject atas (ARA) 25 persen. Namun pada Selasa lalu (10/8/2021), saham unicorn pertama di Bursa Efek Indonesia itu mulai menurun.

Dilansir CNBC Indonesia, Data BEI mencatat, sampai dengan pukul 10.15 WIB Selasa (10/8), saham BUKA terkoreksi 6,76 persen atau menyentuh auto reject bawah (ARB) ke posisi Rp 1.035 per saham dengan nilai transaksi Rp994,28 miliar dan volume 943,36 juta. Pelaku pasar asing melego saham Bukalapak senilai Rp140,22 miliar di seluruh pasar.

Adapun saat ditutup di sesi I, pukul 11.30 WIB, saham BUKA masih ARB 7 persen di Rp1.035 per saham, dengan nilai transaksi Rp1,02 triliun dengan volume perdagangan 970 juta saham.

Promo Terbaru di Bareksa

Chief Marketing Officer Jarvis Asset Management, Kartika Sutandi berpendapat, koreksi harga saham Bukalapak ini masih bersifat sementara. Koreksi tersebut dinilai wajar setelah sebelumnya saham BUKA menyentuh level ARA 25 persen dalam 2 hari berturut.

"Koreksi tersebut wajar, sudah naik 30 persen dari harga IPO (initial public offering]) ada yang take profit," kata Kartika.

Meski begitu, ke depannya dia melihat prospek saham Bukalapak masih cukup positif seiring dengan kebijakan pemerintah yang memperpanjang PPKM Level 4, belanja yang tadinya dilakukan secara fisik akan beralih ke belanja daring melalui lokapasar (marketplace).

"Semakin lama PPKM semakin bagus belanja online, karena off linenya tutup, orang no choice belanja lewat online," kata Kartika menambahkan.

Di sisi lain, kata dia, katalis positif juga datang dari dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553 persen modal disetor dan ditempatkan Bukalapak. Total nilai transaksi ini mencapai Rp1,36 triliun di harga Rp850 per saham.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan di BEI, transaksi ini dilakukan pada 5 Agustus 2021 lalu, alias sehari sebelum Bukalapak listing di BEI Jumat lalu.

Kinerja Reksadana dengan Portofolio Saham BUKA

Seiring positifnya prospek saham Bukalapak, reksadana apa saja yang memiliki saham ini dalam portofolionya? Berdasarkan daftar reksadana yang tersedia di Bareksa, terdapat dua reksadana yang memiliki saham BUKA salam portofolionya berdasarkan fund fact sheet per Juli 2021.

Dua reksadana itu ialah Schroder Dana Istimewa dan Schroder 90 Plus Equity Fund. Dalam setahun terakhir (per 6 Agustus 2021), Schroder Dana Istimewa membukukan imbal hasil 22,62 persen dan Schroder 90 Plus Equity Fund dengan imbalan 9,28 persen.

Illustration

Sumber : Bareksa

Schroder Dana Istimewa bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan minimal penjualan kembali Rp100.000. Reksadana ini memiliki kebijakan investasi mInimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada efek bersifat ekuitas serta maksimum 20 persen pada instrumen pasar uang.

Top portofolio investasi dari reksadana ini per Juli 2021 di antaranya saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bukalapak (BUKA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA). PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Senada Schroder 90 Plus Equity Fund juga bisa dibeli di Bareksa dengan minimum pembelian awal dan minimal penjualan kembali Rp100.000. Kebijakan investasi reksadana ini minimum 90 persen dan maksimum 100 persen ada efek bersifat ekuitas yang ditawarkan melalui penawaran umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek. Serta minimum 0 persen dan maksimum 10 persen pada instrumen pasar uang termasuk kas.

Top portofolio reksadana ini per Juli 2021 yakni saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bukalapak (BUKA), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

​​***

Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER​
Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua