Mengapa Pertumbuhan Ekonomi 2018 Tak Mencapai Target APBN di 5,4 Persen?

Bareksa • 07 Feb 2019

an image
Gedung bertingkat memantulkan cahaya matahari di kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (15/3). Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 akan lebih baik dibanding periode tahun lalu sebesar 5,01 persen yang didorong oleh pertumbuhan impor yang cukup tinggi sejak Desember 2017 hingga Februari 2018. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Menurut analisis Bareksa, terdapat tiga faktor utama yang membuat perekonomian terkesan melambat

Bareksa.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan akumulatif dari empat kuartal di 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 sebesar 5,17 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target 5,4 persen di APBN.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut dipengaruhi berbagai hal, antara lain harga komoditas yang mengalami penurunan. Selain itu, tren pelemahan ekonomi dunia juga ikut mempengaruhi Indonesia.

"Perekonomian global di triwulan IV 2018 melambat. Perlambatan yang ini nanti akan terbawa kepada situasi perekonomian 2019," ujar Suhariyanto.

Historikal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2014–2018


Sumber : BPS

Suhariyanto menyebutkan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami perbaikan meski ada faktor eksternal yang mempengaruhi.

"Di tengah harga komoditas dan ekonomi global yang tidak pasti ini adalah capaian yang menggembirakan," tutur Suhariyanto.

Mengapa Pertumbuhan Ekonomi Tak Mencapai Target 5,4 Persen?

Menurut analisis Bareksa, terdapat dua faktor utama yang membuat perekonomian terkesan melambat sehingga tidak mampu mencapai target yang telah dicanangkan dalam APBN, yakni menurunnya ekspor ditengah meningkatnya impor.

Sekedar informasi, dalam hal ini kami menghitung PDB menggunakan metode pengeluaran (expenditure).

Breakdown Pertumbuhan PDB

Sumber : BPS

Pertama, consumption masih menjadi variabel yang utama dalam pertumbuhan ekonomi RI, di mana meningkat dari 4,94 persen di 2017 menjadi 5,05 persen di 2018. Terbukti, konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga 55,74 persen terhadap keseluruhan PDB di 2018 yang mencapai Rp14.837,4 triliun.

Kedua, investment yang berkontribusi 32,29 persen terhadap pertumbuhan ekonomi, yang juga meningkat menjadi 6,67 persen secara akumulatif sepanjang 2018.

Ketiga, meningkatnya komponen impor tidak diikuti oleh pertumbuhan ekspor. Impor meningkat 49,37 persen dari 8,06 persen di 2017 menjadi 22,06 persen. Kenaikan impor justru tidak diimbangi oleh komponen ekspor yang menurun 37,5 persen.

(KA02/AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.