Kini Hadir di Bareksa, Reksadana Archipelago Equity Growth Untung 26,8% YTD
Kinerja reksadana saham kelolaan PT Shinhan Asset Management ini melampaui IHSG dan indeks acuannya
Kinerja reksadana saham kelolaan PT Shinhan Asset Management ini melampaui IHSG dan indeks acuannya
Bareksa.com - Mulai hari ini, 15 November 2018, produk reksadana yang tersedia di marketplace investasi terintegrasi Bareksa semakin bertambah. Pilihan produk dari jenis reksadana saham di Bareksa makin bervariasi dengan hadirnya Archipelago Equity Growth.
Produk reksadana saham yang dikelola oleh PT Shinhan Asset Management Indonesia ini memiliki kinerja yang cemerlang bila dibandingkan dengan acuan dan mayoritas produk sejenis. Untuk investor jangka panjang dan memiliki profil risiko tinggi, produk reksadana saham ini pun bisa menjadi pilihan investasi.
Per 14 November 2018, nilai aktiva bersih (NAB) per unit reksadana Archipelago Equity Growth mencapai Rp2.015,76. Angka ini menunjukkan peningkatan 26,83 persen sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD). Dalam tiga tahun terakhir, reksadana saham ini sudah memberikan untung 58,61 persen dan bila dihitung sejak peluncurannya pada 15 Agustus 2012, produk ini sudah berkembang 101,58 persen atau naik dua kali lipat.
Promo Terbaru di Bareksa
Tabel Imbal Hasil (Return) Archipelago Equity Growth
Sumber: Bareksa.com
Kinerja Archipelago Equity Growth sangat cemerlang bila dibandingkan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang secara YTD malah melemah 7,83 persen. Begitupun juga Indeks Reksadana Saham, yang mewakili mayoritas reksadana sejenis, turun 8,1 persen.
Grafik Perbandingan Pergerakan NAB Archipelago Equity Growth dengan IHSG dan Indeks RD Saham
Sumber: Bareksa.com
Performa Archipelago Equity Growth juga tercermin dari nilai Barometer Bareksa yang menunjukkan lima bulatan penuh, atau nilai maksimal. Imbal hasil reksadana ini terbilang tinggi (skala 5 dari 5) dengan risiko sedang (skala 3 dari 5).
Menilik fund fact sheet per September 2018, portofolio reksadana saham Archipelago Equity Growth cukup menarik. Lima saham terbesar (top holdings) dalam portofolio reksadana ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Menurut data Bareksa, per Oktober 2018, nilai dana kelolaan (asset under management/AUM) reksadana ini adalah Rp30,51 miliar. Bank Kustodian yang menyimpan reksadana ini adalah PT Bank DBS Indonesia.
Investasi Jangka Panjang
Archipelago Equity Growth bertujuan untuk memberikan hasil yang optimal untuk para investor dalam jangka panjang melalui proses investasi yang dilakukan secara selektif dan pengelolaan yang penuh kehati-hatian di dalam pasar modal Indonesia pada efek bersifat ekuitas.
Adapun kebijakan investasi produk ini adalah 80 persen hingga 100 persen dalam ekuitas domestik dan antara 0 persen hingga 20 persen dalam instrumen pasar uang domestik.
Sesuai dengan portofolio yang membentuknya, NAB reksadana Archipelago Equity Growth berfluktuasi atau bisa naik dan turun dalam jangka waktu pendek. Namun, bila dilihat dalam jangka panjang reksadana ini bisa memberikan keuntungan yang tinggi.
Oleh sebab itu, bisa dibilang reksadana ini memiliki risiko fluktuasi yang tinggi tetapi berpotensi memberi keuntungan tinggi juga (high risk high return). Maka, produk ini cocok untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun dan bagi investor yang memiliki profil risiko tinggi.
Sebelum berinvestasi, investor juga sebaiknya menimbang kondisi pasar saham saat ini Sepanjang tahun ini atau secara YTD memang IHSG masih bergerak negatif. Namun, dalam sebulan terakhir IHSG sudah menguat 2,29 persen. Hal ini terdorong oleh nilai tukar rupiah, yang menurut kurs tengah Bank Indonesia, semakin menguat menjadi Rp14.755 per dolar AS pada 14 November 2018 dari titik terlemahnya di Rp15.253 per dolar AS pada 11 Oktober 2018.
Gairah di pasar modal Indonesia juga dapat terlihat dari masuknya investor asing ke Bursa Efek Indonesia. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan investor asing sudah membeli bersih (net buy) saham-saham Indonesia senilai Rp9,27 triliun dalam sebulan terakhir.
Ketegangan global semakin mereda sehingga memberikan sentimen baik bagi pasar modal. “Fenomena ini diprediksi akan terus berlanjut di tahun politik 2019. Isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok pun telah mereda,” kata Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth Ivan Jaya, Rabu, 14 November 2018.
Sementara itu, di pasar domestik, sinyal pergerakan positif IHSG terdorong hasil kinerja laporan keuangan saham-saham blue chip pada kuartal III 2018 yang cukup baik.
Menurut data Bursa Efek Indonesia, dari emiten yang sudah melaporkan kinerja, pendapatan mengalami kenaikan sebesar 10 persen atau Rp185 triliun menjadi Rp2.061 triliun pada kuartal 3 tahun 2018, dari Rp1.876 triliun pada kuartal III tahun 2017. Selain itu, laba bersih mengalami kenaikan sebesar 12 persen atau Rp26 triliun menjadi sebesar Rp244 triliun pada kuartal III tahun 2018, dari sebesar Rp218 triliun pada kuartal 3 tahun 2017.
Para investor yang memiliki rencana investasi jangka panjang dapat memanfaatkan perkembangan kondisi pasar yang semakin positif ini. Reksadana saham seperti Archipelago Equity Growth bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang.
Tersedia di Bareksa, Archipelago Equity Growth kini bisa dibeli secara online dengan modal awal yang sangat terjangkau, yaitu Rp100.000 saja.
Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda.
Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.
Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai
***
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.