Berita Hari Ini: 3 Proyek CTRA Hampir Rampung, WSKT Tambah Modal Trans Jawa Tol
Produksi CPO SGRO pada semester II 2018 dapat bertumbuh 30 - 40 persen dari periode 6 bulan sebelumnya
Produksi CPO SGRO pada semester II 2018 dapat bertumbuh 30 - 40 persen dari periode 6 bulan sebelumnya
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 8 Oktober 2018 :
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Kinerja CTRA hingga akhir tahun 2018, diprediksi akan meningkat signifikan. Katalis positifnya, ada tiga proyek yang proses pembangunannya hampir selesai dan pengakuan pendapatan atas proyek beberapa tahun silam yang dititikberatkan pada kuartal II 2018.
Promo Terbaru di Bareksa
Menurut Direktrur CTRA, Tulus Santoso melanjutkan, total pendapatan dari seluruh proyek ini adalah sebesar Rp7 triliun di akhir 2018. "Total pendapatan yang dibukukan di akhir tahun ini merupakan hasil dari transaksi penjualan 2-3 tahun yang lalu," tambahnya.
Soal pendapatan dan laba bersih di akhir tahun 2018, Tulus berharap masing-masing naik sebesar 17 persen dan 36 persen dibanding tahun sebelumnya. "Pendapatan naik Rp7,53 triliun dan laba bersih naik Rp1,21 triliun di akhir tahun nanti," kata Tulus.
PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
WSKT dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat menginformasikan melalui anak usahanya PT Waskita Trans Jawa Toll Road telah memperbesar modal disetor dan ditempatkan pada PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.
"PT Waskita Trans Jawa Toll Road telah meningkatkan modal disetor dan ditempatkan secara tunai pada PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol Rp490,25 miliar, dengan tujuan peningkatan modal disetor dan ditempatkan untuk memenuhi kebutuhan operasional,” kata Shastia Hadiarti, Senior Vice President Corporate Secretary WSKT.
Dampak atas transaksi tersebut adalah kepemilikan saham PT Waskita Trans Jawa Toll Road akan terdilusi apabila tidak melakukan peningkatan modal disetor dan ditempatkan pada PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)
SGRO melaporkan kinerja produksi pada kuartal III 2018 mengalami peningkatan. Karena itu, perseroan optimistis menghasilkan CPO 390.000 ton pada 2018.
Head of Investor Relations SGRO, Michael Kesuma menyampaikan puncak produksi CPO perseroan diperkirakan terjadi pada kuartal III 2018, dan kemudian kembali stabil pada kuartal IV 2018
Dengan demikian, produksi CPO pada semester II 2018 dapat bertumbuh 30 - 40 persen dari periode 6 bulan sebelumnya. Pada Januari - Juni 2018, perusaaan memproduksi CPO sejumlah 155.216 ton, naik 13,54 persen yoy.
PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT)
Emiten perkebunan BWPT melaporkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) pada kuartal III 2018 tumbuh 26,33 persen year on year (yoy).
Investor Relations BWPT Sebastian mengatakan pada kuartal III 2018 perseroan menghasilkan TBS sejumlah 569.026 ton. Volume itu naik 26,33 persen dari triwulan sebelumnya 450.409 ton.
Setali tiga uang, kinerja produksi CPO juga kian meningkat. Per Agustus 2018, perseroan menghasilkan CPO sejumlah 237.148 ton, naik 24,92 persen yoy dari sebelumnya 189.843 ton.
Kenaikan produksi TBS dan CPO didukung oleh berkurangnya curah hujan. Di sisi lain, usia rata-rata pohon sawit BWPT mencapai kondisi prima hingga 60 persen, yakni 9,4 tahun. Perinciannya tanaman dewasa mencakup 121.412 hektare (ha), dan muda 6.874 ha.
Industri Farmasi
Menguatnya kurs dolar Amerika Serikta (AS) terhadap rupiah menjadi satu kendala bagi industri farmasi. Sebab produsen obat-obatan tersebut mengandalkan hampir 90persen kebutuhan belanja bahan bakunya dengan dolar alias impor.
Ketua Litbang GP Farmasi Indonesia, Vincent Harijanto tak menampik industri tengah menghadapi lonjakan harga bahan baku. Yang ternyata, kata Vincent, selain disebabkan fluktuasi kurs juga pengaruh industri secara global.
Jika harga produksi masih sulit ditekan tentunya kata Vincent opsi menaikkan harga produk dipandang perlu. Hanya saja, opsi ini tidak bisa langsung diterapkan ke semua jenis obat apalagi yang sudah menjadi program JKN.
Kontrak Berjangka Emas
Kontrak berjangka emas berhasil mencatatkan kenaikan besar pertama dalam tiga sesi, hingga memacu kenaikan mingguan setelah rilis laporan ekonomi AS menunjukkan data pekerja pada September lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi.
Menghadapi latar belakang itu, pada Jumat lalu harga emas di pasar spot sanggup menghijau 3,72 poin atau naik 0,31 persen menjadi US$1.203,63 per troy ounce dan melemah hingga 7,61 persen secara year to date (ytd).
Sedangkan, harga emas Comex menguat 4 poin atau 0,33 persen menjadi US$1.205,6 per troy ounce dan turun hingga 8,26 persen.
Penguatan harga-harga logam mulia pada penutupan perdangan Jumat (5-10) disebabkan oleh pelemahan indeks dolar hingga 0,18 persen namun kembali lagi ke 0,12persen di 95,62 setelah sebelumnya sempat menyentuh 95,51 dan mencatatkan kenaikan 0.6 persen dalam sepekan.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.