Berita Hari Ini : Proyek Listrik 15.200 MW Ditunda untuk Bantu Selamatkan Rupiah
Pemerintah tarik devisa hasil ekspor mineral, Afrika Selatan resesi, SAP Express IPO Rp156 miliar, obligasi BMRI Rp3 T
Pemerintah tarik devisa hasil ekspor mineral, Afrika Selatan resesi, SAP Express IPO Rp156 miliar, obligasi BMRI Rp3 T
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 5 September 2018 :
Tunda Proyek Kelistrikan
Pemerintah bakal menunda proyek kelistrikan sebanyak 15.200 megawatt (MW). Hal tersebut dilaukan untuk menyelamatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Promo Terbaru di Bareksa
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menjelaskan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) proyek ketenagalistrikan rata-rata 20-40 persen. Sisa komponennya diimpor.
Total nilai investasi proyek ketanaglistrikan 15.200 MW sekitar US$24-25 miliar. Penundaan pengerjaan proyek akan menurunkan beban impor sekitar US$8-10 miliar, atau setara Rp149 triliun.
Meski sejumlah proyek ditunda, Jonan optimistis target rasio elektrifikasi hingga 2019 sebesar 99 persen tetap tercapai.
Devisa Ekspor Mineral
Pemerintah akan menarik devisa hasil ekspor sektor mineral dan batu bara untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pemerintah akan membuat aturan untuk menarik devisa hasil ekspor tersebut.
Salah satu di antara rencana peraturan ekspor adalah semua harus menggunakan letter of credit (L/C). detail peraturan tersebut akan diatur oleh Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan.
Hasil ekspor sektor mineral harus kembali 100 persen ke Indonesia boleh dalam bentuk dolar AS atau bisa ditempatkan pada bank-bank pemerintah di luar negeri. Pemerintah juga akan mengenakan sanksi bagi eksportir yang tidak membawa kembali dananya ke Indonesia.
Resesi Afrika Selatan
Afrika Selatan mengalami periode resesi setelah produk domestik bruto (PDB)-nya turun 0,7 persen pada kuartal II 2018. Dengan begitu, Afrika Selatan mengalami penurunan PDB dua kuartal berturut-turut setelah pada kuartal I 2018, PDB Afrika Selatan turun 2,6 persen.
Resesi yang terjadi di Afrika Selatan disebabkan oleh lemahnya produksi pertanian dan lesunya konsumsi rumah tangga. Mata uang Afrika Selatan rand, juga terus terpuruk nilai tukarnya.
Reformasi struktural yang dilakukan pemerintah pada Desember tahun lalu belum cukup menjaga nilai tukar rand. Sementara, pasar global masih memiliki sentimen negatif dari perang dagang dan kondisi negatif emerging market akibat kondisi Argentina dan Turki.
PT Satria Antaran Prima (SAP Express)
PT Satria Antaran Prima (SAP Express) membidik dana Rp132-156 miliar melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Perseroan bakal melepas 600 juta saham baru ke publik dengan penawaran harga Rp220-260 per saham.
SAP Express menunjuk RHB Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek (lead aunderwriter). Proses penawaran awal saham SAP Express akan berlangsung pada 30 Agustus hingga 10 September 2018. Sementara penwaran umum berlangsung pada 26 September.
SAP Express merupakan perusahaan jasa pengiriman. Perseroan melakukan IPO saham untuk meningkatkan modal perusahaan untuk merespons prospek bisnis industri jasa pengiriman. Hal itu merupakan imbas meningkatnya transaksi e-commerce yang melibatkan aktivitas pengiriman barang.
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bakal menerbitkan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp3 triliun. Perseroan menetapkan bunga oblgiasinya 8,5 persen per tahun dengan tenor selama lima tahun.
Masa penawaran umum obligasi akan berlangsung pada 17-18 Sseptember 2018 dan tanggal penjatahan pada 19 September 2018. Penjamin emisi obligasi Bank Mandiri adalah Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas dan Trimegah Sekuritas Indonesia.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.