BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Strategi Reksadana Sucorinvest Flexi Fund Bisa Cetak Return 13,42 Persen YTD

Bareksa24 Juli 2018
Tags:
Strategi Reksadana Sucorinvest Flexi Fund Bisa Cetak Return 13,42 Persen YTD
Seorang karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (6/7). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang hari mengalami tekanan dan ditutup turun 44,42 poin atau 0,77 persen ke 5.694,91. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bareksa berkesempatan wawancara dengan Sucor Asset Management yang mengelola produk reksadana Sucorinvest Flexi Fund

Bareksa.com – Produk reksadana Sucorinvest Flexi Fund berhasil membukukan tingkat pengembalian investasi (return) sebesar 13,42 persen year to date per 23 Juli 2018. Capaian return produk tersebut jauh melampaui indeks acuannya (benchmark) yakni indeks reksadana campuran yang minus 3,93 persen sejak awal tahun.

Produk Sucorinvest Flexi Fund merupakan reksadana campuran yang dikelola oleh PT Sucor Asset Management. Produk yang pertama kali diterbitkan pada Desember 2006 itu sekarang sudah memiliki dana kelolaan (asset under management/ AUM) mencapai Rp320,4 miliar (per Juni 2018).

Direktur Investasi Sucor Asset management, Jemmy Paul menerangkan bahwa produk Sucorinvest Flexi Fund hingga pertengahan Juli, berada dalam posisi menurunkan alokasi aset sahamnya dan dialihkan pada produk obligasi.

Promo Terbaru di Bareksa

“Flexi Fund sekarang banyak corporate bond,” terang dia kepada Bareksa di Jakarta, belum lama ini.

Grafik Pertumbuhan NAB/ Unit Sucorinvest Flexi Fund YoY 23 Juli 2018

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Sebelumnya, porsi saham dalam portofolio Sucorinvest Flexi Fund sekitar 75-79 persen dari total AUM. Namun, karena kondisi pasar saham yang tertekan, alokasi aset dalam saham Sucorinvest Flexi Fund diturunkan menjadi sekitar 70 persen.

Berdasarkan data Bareksa, alokasi aset saham rata-rata produk Sucorinvest Flexi Fund sepanjang Juni adalah 75,58 persen dari total portolio. Jumlah itu kurang lebih sama dengan rata-rata alokasi aset saham pada Mei 2018 sebesar 74,63 persen dari total AUM produk Sucorinvest Flexi Fund.

Menurut Jemmy, komposisi portofolio saham Flexi Fund kurang lebih sama dengan produk Sucorinvest Maxi Fund. Hanya saja Flexi Fund memiliki portofolio corporate dan government bond.

Berbicara risiko, lanjut dia, risiko Sucorinvest Flexi Fund cenderung lebih moderat saat kondisi pasar saham sedang turun. Manajemen risiko dilakukan perseroan dengan mengurangi porsi sahamnya hingga 70 persen.

Produk Sucorinvest Flexi Fund memiliki karakter lebih stabil dalam hal return. Portofolio saham dalam produk tersebut bisa terdiri atas saham-saham middle cap, bluechips atau bisa dibuat lebih banyak sektor konsumer yang secara secara alami bisnisnya lebih defensif.

Grafik Alokasi Aset Sucorinvest Flexi Fund Juni 2018

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Likuiditas transaksi harian satu saham yang menjadi patokan menjadi portofolio produk tersebut minimal sebsar Rp1 miliar. “Itu rata-rata likuiditas saham dalam portofolio Flexi Fund,” jelasnya.

Dalam alokasi aset produk Sucorinvest Flexi Fund, Sucor AM memasukkan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena sifatnya defensif. Namun, manajer investasi ini juga memasukkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dalam portofolio. Meskipun begitu, kedua saham bank badan usaha milik negara (BUMN) tersebut tidak termasuk dalam top five stock portofolio.

Pertimbangan perseroan dalam mengelola Flexi Fund adalah melihat siklus pasar dan bisnis. Apabila pasar sedang dalam tren melemah (bearish), maka perseroan tidak akan mengambil saham-saham yang mengikuti pasar seperti saham di sektor perbankan dan properti.

Dalam kondisi tersebut, sebagai pengelola dana (fund manager), Sucor Asset Management akan memperbanyak saham di sektor konsumer atau sektor lain yang sedang dalam tren bagus, seperti saham sektor pertambangan saat ini.

Sebaliknya, apabila pasar dalam tren menguat (bullish), hal yang dilakukan adalah masuk pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar (bluechips). Beberapa saham yang dibidik fund manager dalam kondisi seperti itu adalah BBNI, BBRI dan PT Astra International Tbk (ASII).

Sementara dari sisi bisnis cycle, dilihat dari industrinya. Saat ini produk Flexi Fund banyak mengalokasikan asetnya pada saham di sektor pertambangan. Hal itu tidak terlepas dari kondisi pasar yang positif bagi perusahaan batu bara.

“Harga batu bara naik terus sehingga kemungkinan hasil keuangan perusahaan tambang seperti PTBA, ADRO dan second liner seperti MYOH dan TOBA akan bagus,” lanjutnya. (hm)

* * *

Ingin berinvestasi reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,92

Up0,45%
Up4,28%
Up7,56%
Up8,65%
Up19,15%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,59

Up0,42%
Up4,45%
Up7,00%
Up7,43%
Up2,51%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.080,08

Up0,60%
Up4,04%
Up7,13%
Up7,77%
--

Capital Fixed Income Fund

1.845,41

Up0,53%
Up3,95%
Up6,71%
Up7,40%
Up16,95%
Up40,32%

Insight Renewable Energy Fund

2.272,15

Up0,82%
Up3,96%
Up6,62%
Up7,24%
Up20,21%
Up35,65%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua