Rupiah Melemah jadi Berkah Bagi Sritex, Bagaimana Prospek Saham SRIL?
Sritex ingin kontribusi penjualan ekspor tahun ini bertambah 5 persen
Sritex ingin kontribusi penjualan ekspor tahun ini bertambah 5 persen
Bareksa.com - Harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) pada perdagangan Jumat 6 Juli 2018 ditutup melemah 3,1 persen dengan berakhir di level Rp312 per saham. Saham SRIL ditransaksikan sebanyak 2.227 kali dengan nilai transaksi mencapai Rp15,63 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top seller atau sebagai penjual terbanyak saham SRIL pada perdagangan Jumat kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai penjualan Rp1,66miliar, kemudian MNC Sekuritas (EP) Rp1,57 miliar, dan Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp1,39 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi SRIL secara keseluruhan yaitu 10,62 persen, 10,04 persen, dan 8,89 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Pelemahan Rupiah Berdampak Positif terhadap Kinerja SRIL?
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) rupiah tak melulu menjadi kabar buruk di mata pelaku usaha. Paling tidak bagi PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex.
Perusahaan yang bergerak dalam bisnis tekstil dan produk tekstil tersebut, justru berencana memanfaatkan kondisi tersebut dengan meningkatkan kontribusi ekspor.
Sritex ingin kontribusi penjualan ekspor tahun ini bertambah 5 persen. Sementara sasaran pasar mancanegara mereka ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa, Australia, Timur Tengah dan Afrika. Dari sejumlah alternatif itu, peluang pasar Afrika paling menjanjikan.
"Khusus untuk Afrika saat ini memiliki potensi yang baik juga karena adanya dukungan dari beberapa lembaga keuangan untuk mendukung perluasan ekspor ke sana," ujar Welly Salam, Sekretaris Perusahaan PT Sri Rejeki Isman Tbk seperti dilansir Kontan, Jumat (6/7).
Sekedar informasi, komposisi penjualan ekspor dan domestik Sritex sejatinya tak terpaut terlampau jauh. Tahun lalu, penjualan ekspor tercatat US$404,87 juta atau sekitar 53,32 persen terhadap total penjualan bersih US$759,35 juta.
Sementara penjualan ke pasar dalam negeri mencapai US$404,87 juta atau 46,68 persen terhadap total penjualan bersih.
Hingga kuartal I 2018, penjualan ekspor masih lebih unggul ketimbang penjualan domestik. Kalau dihitung, penjualan ekspor berkontribusi 54,28 persen sedangkan penjualan domestik menyumbang 45,72 persen.
Agar perburuan pasar ekspor lancar, secara bersamaan Sritex menawarkan produk baru. Perusahaan berkode saham SRIL di Bursa Efek Indonesia tersebut menekankan pada jenis produk yang bisa memberikan nilai tambah sehingga bisa mendukung perolehan laba bersih.
Mengenai kemampuan produksi, Sritex tak khawatir karena tahun ini sudah ada penambahan kapasitas produksi benang, kain mentah, kain jadi dan pakaian jadi. Besar masing-masing penambahannya tediri dari 1,1 juta bales benang, 180 juta meter kain mentah, 240 juta yard kain jadi dan 30 juta potong pakaian jadi.
Kalau dibandingkan dengan catatan kapasitas produksi sebelumnya, peningkatan kemampuan produksi benang dan kain jadi hingga 100 persen. Kemudian peningkatan kapasitas produksi kain mentah 50 persen dan pakaian jadi 80 persen.
Analisis Teknikal Saham SRIL
Sumber : Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham SRIL pada perdagangan Jumat pekan lalu membentuk bearish candle dengan lower shadow yang cukup panjang menggambarkan adanya tekanan pada saham ini namun mulai menandakan adanya sedikit perlawanan.
Saham SRIL juga terpantau telah breakdown support pada level Rp318 per saham mengindikasikan sinyal penurunan yang masih cukup kuat dengan support berikutnya berada di level psikologis Rp300 per saham.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak turun mengindikasikan sinyal penurunanyang kuat.
Namun, mengingat harganya yang telah turun 17,89 persen sejak awal tahun dengan kondisi fundamental yang masih relatif solid dan hanya dihargai pada PER di level 2,9 kali, maka saham SRIL merupakan salah satu perusahaan yang cukup menarik untuk dicermati.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.