Rupiah Melemah Untungkan Sritex, Saham SRIL Berpeluang Naik di Target Harga Ini
Investor asing terpantau masih terus mengoleksi saham SRIL dengan mencatatkan net buy kemarin Rp56,9 miliar
Investor asing terpantau masih terus mengoleksi saham SRIL dengan mencatatkan net buy kemarin Rp56,9 miliar
Bareksa.com - Pada perdagangan Senin, 22 Oktober 2018, harga saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) ditutup melonjak 5,32 persen dan berakhir di level Rp362 per saham.
Saham SRIL bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan menjuarai nilai transaksi perdaganganyang mencapai Rp525,65 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham SRIL pada perdagangan kemarin antara lain Mandiri Sekuritas (CC) dengan nilai pembelian Rp146,66 miliar, Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp116,53 miliar, dan Jasa Utama Capital Sekuritas (YB) Rp91,08 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham SRIL secara keseluruhan yaitu 27,9 persen, 22,17 persen, dan 17,33 persen.
Pelemahan Rupiah Kerek Penjualan Ekspor SRIL
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turut mengerek penjualan ekspor PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL). Kondisi tersebut membuat manajemen perusahaan tekstil terintegrasi tersebut berkeinginan untuk meningkatkan porsi ekspor berkisar 56 persen hingga 58 persen sampai akhir tahun 2018.
"Perang dagang antara China dan AS turut mendorong ekspor tekstil Indonesia ke Amerika Serikat (AS). Para konsumen tekstil AS akan mengalihkan pembelian dari China ke produk Indonesia dan permintaan pelanggan Amerika ke Indonesia berpeluang meningkat," kata Corporate Secretary SRIL, Welly Salam di Jakarta.
Melihat kesempatan tersebut, Welly mengakui sejak awal SRIL akan memperbesar porsi ekspor dibandingkan tahun lalu.
"Semula porsi ekspor tahun lalu hanya 54 persen. Rencananya tahun ini sampai 56 persen hingga 58 persen," ungkapnya.
Selain ke AS, penambahan porsi ekspor tersebut juga akan ditujukan ke Jepang, Malaysia, Uni Emirat Arab dan China. Hingga semester I 2018, penjualan ekspor SRIL setara 54 persen atau US$291 juta.
Kontribusi penjualan terbesar berasal dari produk benang 47 persen atau senilai US$139 juta. Angka itu melonjak 85 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$75 juta.
Selain itu, produk kain jadi tumbuh 11 persen year on year (yoy) menjadi US$70 juta di semester I 2018. Kemudian pakaian jadi meningkat 21 persen yoy menjadi US$67 juta.
Hingga kini, kawasan Asia masih mendominasi penjualan emiten yang berproduksi di Solo tersebut pada semester I tahun ini dengan nilai US$218 juta atau tumbuh 71 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun kawasan Eropa menyumbang US$36 juta, tumbuh 5,8 persen yoy,
Analisis Teknikal Saham SRIL
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham SRIL pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle yang cukup besar dengan disertai long upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang cukup lebar namun ditutup cukup jauh di bawah level tertingginya.
Selain itu, pola three white soldiers yang terbentuk menggambarkan saham ini telah naik beruntun dalam tiga hari terakhir dengan kenaikan yang cukup signifikan.
Volume perdagangan terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan saham SRIL banyak diburu oleh para pelaku pasar. Di sisi lain, investor asing terpantau masih terus mengoleksi saham ini dengan mencatatkan net buy pada perdagangan kemarin Rp56,9 miliar.
Indikator relative strength index (RSI) saham SRIL terpantau masih bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan target diresisten terdekat pada level Rp380.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.