Pilot Ancam Mogok di Tengah Upaya Pembenahan, Bagaimana Kinerja Saham GIAA?

Bareksa • 04 Jun 2018

an image
Sejumlah pilot maskapai Garuda Indonesia memberikan penghormatan terakhir kepada pesawat Boeing 747-400 di hangar 4 GMF, Tangerang, Banten, Senin (9/10). Garuda Indonesia secara resmi mempensiunkan pesawat Boeing 747-400 terakhir dengan nomor registrasi PK-GSH, setelah mengoperasikan pesawat tersebut sejak tahun 1994. (ANTARA FOTO/Fajrin R)

Di tengah upaya meningkatkan kinerja operasional peak season, Garuda menghadapi ancaman mogok pilot dan karyawan

Bareksa.com – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah menghadapi kemungkinan mogok kerja dari Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga). Rencana mogok kerja dari dua asosiasi tersebut rencananya akan dilakukan pada periode peak season Lebaran tahun ini.

Ancaman mogok kerja pekerja Garuda Indonesia terjadi pada saat perseroan tengah dalam tren memperbaiki kinerja keuangan setelah mengalami rugi cukup besar pada 2016 dan 2017.

Berdasakan laporan keuangan perseroan, pada 2016 Garuda mencatat kerugian US$43,62 juta. Kemudian pada 2017 angka kerugian membengkak jadi US$213,4 juta atau setara Rp2,88 triliun.

Sementara, pada kuartal I 2018 Garuda Indonesia telah berhasil mengurangi kerugiannya menjadi US$64,3 juta, atau turun 36,5 persen dibandingkan rugi bersih kuartal I tahun lalu US$101,2 juta.

Kinerja Laba Rugi Garuda Indonesia 2011-2017

Sumber: Bareksa.com

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, menyatakan perbaikan kinerja tersebut terjadi karena ada pertumbuhan kinerja operasional. Menurut dia, pertumbuhan kinerja operasional perseroan ditunjang oleh beberapa hal.

“Yakni efektivitas program efisiensi, peningkatan jumlah penumpang, peningkatan angkutan kargo, peningkatan utilisasi pesawat, serta peningkatan kinerja anak usaha,” terangnya di Jakarta, belum lama ini.

GIAA menargetkan bisa memperoleh keuntungan tahun ini setelah dua tahun terakhir mengalami kerugian. Salah satu harapan Garuda Indonesia memperbaiki kinerjanya tahun ini adalah dengan meningkatkan kinerja operasional pada peak season Lebaran.

Untuk menghadapi operasional peak season Lebaran tahun ini, Garuda Indonesia bakal menyiapkan sedikitnya 150.150 kursi penerbangan ekstra untuk mengantisipasi peningkatan trafik penumpang selama periode arus mudik dan arus balik.

Garuda memperkirakan peak season akan berlangsung pada 8 Juni 2018 hingga 24 Juni 2018 (H-7 s/d H+9) baik untuk rute domestik dan internasional. 

Kapasitas penerbangan tambahan tersebut terdiri dari 768 frekuensi penerbangan tambahan yaitu 480 penerbangan Citilink dan 288 penerbangan Garuda Indonesia. Kapasitas tambahan tersebut meningkat 39 persen dibandingkan tahun lalu. 

Pahala menyatakan upaya peningkatan kinerja operasional perusahaan jelang peak season juga terus menunjukan tren yang semakin menjanjikan.

Secara operasional, on time performance Garuda Indonesia pada periode Jan- Mei  2018 berhasil mencapai 89 persen, lebih baik dibanding periode yang sama di 2017. 

Akan tetapi, di tengah upaya meningkatkan kinerja operasional di peak season itu, Garuda Indonesia menghadapi tantangan melalui ancaman mogok pilot dan pegawainya.

Meski begitu, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia, Hengki Hariandono mengimbau para pengguna jasa tetap tenang dan tidak perlu khawatir soal rencana mogok tersebut. Garuda Indonesia memastikan layanan operasional penerbangan tetap berlangsung normal.

"Seluruh awak pesawat dan jajaran karyawan Garuda Indonesia juga telah turut bersiap dalam mengamankan operasional penerbangan pada periode peak season ini," jelas Hengki. 

Saham GIAA

Harga saham GIAA dalam sejak awal tahun hingga perdagangan sesi I hari ini, Senin, 4 Juni 2018, (year to date/ YtD) tercatat melemah hingga 15,33 persen. Bahkan, dalam tiga tahun harga saham Garuda telah anjlok 49,2 persen.

Sentimen rencana mogok pilot dan karyawan tidak terlalu direspons investor di pasar saham. Pergerakan saham GIAA pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pukul 15.00 berada pada range Rp252-256 per saham.

Sementara harga saham GIAA hingga pukul 15.00 berada pada level Rp254 per saham, sama dengan harga pembukaannya hari ini. (AM)