Berita Hari Ini : ADHI Usul Proyek Loop Line Rp15 T, Saham IPO Pizza HUT Rp1.100
BMRI terbitkan obligasi konversi Rp1 triliun, utang luar negeri naik 8,7 persen, defisit APBN diprediksi 2,19 persen
BMRI terbitkan obligasi konversi Rp1 triliun, utang luar negeri naik 8,7 persen, defisit APBN diprediksi 2,19 persen
Bareksa.com – Berikut intisari perkembangan penting di isu ekonomi dan aksi korporasi yang dirangkum dari sejumlah media dan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu 16 Mei 2018 :
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) bakal menerbitkan obligasi konversi hingga senilai Rp1 triliun pada semester II 2018. Rencana tersebut merupakan langkah untuk memenuhi kewajiban Bank Mandiri sebagai bank berdampak sistemik.
Promo Terbaru di Bareksa
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun lalu merilis peraturan tentang rencana aksi (recovery plan) bagi bank sistemik. Dalam peraturan tersebut, otoritas meminta seluruh bank sistemik wajib memiliki instrumen utang atau investasi yang memiliki karakteristik modal.
Bagi Bank Mandiri, rencana penerbitan obligasi konversi Rp1 triliun tidak terlalu besar. CAR perseroan sat ini masih di atas 20 persen, sehingga obligasi konversi lebih untuk memberikan edukasi bahwa perseroan tidak hanya punya ekuitas, tetapi juga memiliki instrumen surat utang yang memiliki fitur dapat dikonversi pada situasi tertentu.
Harga Saham IPO Pizza Hut
Pengelola gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana menawarkan harga sahamnya Rp1.100 per saham dalam pelaksanaan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham. Nilai itu merupakan batas terendah dari harga penawaran sebelumnya pada kisaran Rp1.100-1.350 per saham.
Sarimelati bakal melepas 604,37 juta saham, atau setara 20 persen dari modal disetor kepada publik. Dengan begitu, perseroan bakal memperoleh dana sebesar Rp664,81 miliar melalui IPO saham.
Sarimelati akan menggunakan 65 persen dana hasil go public untuk pembukaan gerai baru, renovasi gerai maupun menmepertahankan lokasi gerai-gerai PHD, PHR dan konsep gerai lainnya.
Sisanya, 35 persen dana hasil IPO saham aakan digunakan untuk melunasi pinjman kepada Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, Bank HSBC dan BTMU.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengusulkan pengerjaan proyek kereta layang (loop line) kepada Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Perseroan rencananya akan menggarap proyek itu secara konsorsium dengan perkiraan nilai proyek Rp12-15 triliun.
Adhi Karya bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) akan bekerja sama mengerjakan proyek loop line. Perseroan baru mengajukan surat inisiasi sehingga masih ada beberapa proses yang perlu dilalui.
Adhi Karya berharap memperoleh dukungan dari pemerintah daerah dan pusat untuk bisa mengerjakan proyek tersebut.
Utang Luar Negeri
Bank Indonesia (BI) mencatat total utang luar negeri Indonesia pada kuartal I 2018 sebesar US$358,7 miliar, tumbuh 8,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ULN di kuartal I tahun ini cenderung melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ULN kuartal I 2017 yang sebesar 10,4 persen.
Dari jumlah utang luar negeri tersebut, sebanyak US$184,7 miliar adalah utang pemerintah dan bank sentral dan US$174 milair utang swasta.
Khusus utang pemerintah hingga kuartal I 2018 sebesar US$181,1 miliar. Jumlah itu terdiri atas surat berharga nasional (SBN) dan pinjaman yang dimiliki nonresiden US$124,8 miliar serta pinjaman kreditor asing US$56,3 miliar.
Defisit APBN
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memperkirakan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun ini sekitar 2,19 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dia menilai angka tersebut masih terjaga.
Rencana adanya kenaikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar tidak akan memengaruhi defisit anggaran. Hal itu terjadi karena tambahan subsidi yang diberikan pemerintah akan berasal dari dana penerimaan kenaikan harga minyak dunia.
Kondisi itu membuat Menteri Keuangan memprediksi defisit APBN masih akan di bawah 2,19 persen. Kenaikan dari penerimaan negara akan berasal dari kenaikan harga minyak maupun nilai tukar.
Perubahan itu sebagian akan dialokasikan untuk kenaikan subsidi BBM dan juga mengompensasi PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mendapatkan tugas melaksanakan penyaluran subsidi. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.