Berita Hari Ini : Moody's Tinjau Peringkat LPKR, IAF Cetak Deal US$1,3 Miliar
BNLI PKPU utang Tobu Steel; RALS target pendapatan Rp4,9 T; PPRE akuisisi sambil diversifikasi; BEKS terbitkan MTN
BNLI PKPU utang Tobu Steel; RALS target pendapatan Rp4,9 T; PPRE akuisisi sambil diversifikasi; BEKS terbitkan MTN
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 12 April 2018 :
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service meninjau peringkat utang milik emiten dengan kode saham LPKR. Lembaga pemeringkat ini berpeluang menurunkan rating LPKR. Moody's menilai terjadi pelemahan dalam tata kelola perusahaan LPKR, akibat penundaan laporan keuangan.
Promo Terbaru di Bareksa
Emiten properti Grup Lippo ini belum menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2017. Ini adalah kali ketiga emiten ini menunda laporan keuangannya. Tahun lalu, LPKR sempat menunda laporan keuangan semester I-2017 karena rights issue anak usahanya, PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) senilai Rp3 triliun. Agenda itu selesai pada kuartal IV 2017.
Indonesia Afrika Forum (IAF)
Hanya dalam tempo 2 hari, IAF yang dihelat oleh Kementerian Luar Negeri di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 10 - 11 April berhasil membukukan deal transaksi bisnis hampir US$1 miliar. Pada hari pertama senilai US$500 juta, dan hari kedua senilai US$499,24 juta. Menariknya lagi, masih ada potensi bisnis senilai US$1,3 miliar.
Deal kerja sama itu mencakup kesepakatan antara PT Pelindo II dengan Djibouti Ports and Free Zones of Understanding, penerbitan letter of credit oleh Indonesia Eximbank senilai US$100 juta dan kerja sama Garuda Maintenance Facility (GMF) dengan Ethiopian Airlines.
Dua BUMN, yakni PT PAL dan Dirgantara Indonesia juga tidak ketinggalan meraup proyek. PAL melakukan LOI dan MoU penjualan 2 unit offshore patrol vessel untuk dioperasikan di Afrika, sedangkan PT DI berhasil menjual 2 unit CN 235.
PT Bank Permata Tbk (BNLI)
Bank milik Standard Chartered dan Astra ini berhasil menagih utangnya kepada PT Tobu Steel Indonesia via penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Bank berkode saham BNLI itu mengaku lega karena permohonan PKPU-nya dikabulkan oleh majelis hakim.
Perkara tersebut terdaftar dengan No. 28/Pdt.SusPKPU/2018/PN.Jkt.Pst. Kuasa hukum PT Bank Permata Tbk. Davin Varian dari kantor hukum Swandy Halim & Partners mengapresiasi putusan majelis hakim. Menurut dia, putusan hakim sudah benar apabila merujuk pada utang yang sudah jatuh tempo dan adanya kreditur lain.
Adapun, utang PT Tobu Steel Indonesia kepada Bank Permata US$19,2 juta dan Rp14 miliar. Masing-masing utang jatuh tempo di periode yang berbeda.
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Emiten peritel dengan kode saham RALS ini memproyeksikan bisa meraih pendapatan Rp4,9 triliun pada semester I 2018. Sekretaris Perusahaan Ramayana Lestari Sentosa Setyadi Surya mengungkapkan penjualan pada kuartal I 2018 diproyeksikan Rp1,49 triliun. Adapun, realisasinya saat ini sudah melampaui target perseroan.
“Kuartal I 2018 tumbuh 2,5 persen, dengan realisasi Rp1,59 triliun,” ungkapnya.
Lebih detail, realisasi penjualan setiap bulan yang dicatatkan Ramayana pada Januari, Februari dan Maret 2018 masing-masing Rp569 miliar, Rp421 miliar, dan Rp619 miliar.
PT PP Presisi Tbk (PPRE)
Emiten dengan kode saham PPRE ini terus melebarkan sayap bisnis. Sembari mematangkan akuisisi perusahaan erector dan pondasi, Perseroan berencana memperluas diversifi kasi ke sektor lainnya.
Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso mengatakan, akuisisi ini merupakan langkah awal PPRE masuk ke bisnis energi. "Diversifikasi penting dalam iklim industri yang tidak bisa dimonopoli," ujar Benny.
Dia menyebut, perusahaan erector yang akan diakuisisi memiliki prospek cerah. Hal ini didukung pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Saat ini, proses akuisisi tersebut masih dalam tahap due dilligence. Targetnya, seluruh proses akuisisi bakal rampung pada tengah tahun ini dan mulai berkontribusi terhadap kinerja PPRE.
PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS)
Bank Banten berencana mengeluarkan surat utang jangka pendek atau medium term notes (MTN) sekitar Rp200 miliar. Rencananya surat utang ini akan diterbitkan di kuartal II ini. Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa, mengatakan surat utang ini akan menambah modal inti Bank Banten di 2018.
"Harapannya modal inti Bank Banten bisa menjadi Rp1 triliun di akhir 2018," kata Fahmi.
Saat ini modal inti Bank Banten sebesar Rp459,4 miliar atau masuk dalam kategori BUKU I. Bank Banten juga berencana menerbitkan saham baru atau rights issue. Setelah ini diharapkan rasio permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) juga bisa naik. CAR Bank Banten di 2017 sebesar 10,22 persen. Adapun rasio permodalan minimum yang disyaratkan regulator 8 persen. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.