Benarkah Indonesia Bubar di 2030? Jokowi : RI Bakal Masuk Top 10 Ekonomi Global
Pernyataan itu terkait implementasi industri 4.0 dengan harapan ekspor netto bisa 10 persen dari PDB
Pernyataan itu terkait implementasi industri 4.0 dengan harapan ekspor netto bisa 10 persen dari PDB
Bareksa.com – Setelah ramai perbincangan mengenai “Indonesia bubar tahun 2030”, kini Presiden Joko Widodo punya harapan pasti terhadap perekonomian Indonesia 12 tahun mendatang itu. Terutama setelah Kementerian Perindustrian merancang Making Indonesia 4.0 yang merupakan roadmap (peta jalan) implementasi industri 4.0 tanah air.
Jokowi berharap, implementasi industri 4.0 dapat membuat Indonesia mencapai Top Ten ekonomi global pada 2030 mendatang. “Terutama melalui peningkatan ekspor netto sebesar 10 persen dari produk domestik bruto (PDB),” kata Jokowi di Jakarta, Rabu, 4 April 2018.
Pada 2030 juga, lanjut Jokowi, implementasi industri 4.0 dapat mewujudkan peningkatan produktivitas dengan adopsi teknologi dan inovasi, serta mewujudkan pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 10 juta orang.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk itu, Jokowi meminta agar implementasi industri 4.0 tidak hanya membidik kepada perusahaan besar saja, namun juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Ke depannya, UMKM harus dapat memahami dan mudah dalam mengakses dan menggunakan teknologi sehingga lebih berdaya saing,” ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga menyampaikan, implementasi industri 4.0 di Indonesia harus memastikan pertumbuhan secara inklusif, yang melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat.
Revitalisasi Industri
Adapun penamaan Making Indonesia 4.0 dinilai Jokowi sangat tepat karena memliki arti yang bagus, yaitu membangun kembali perindustrian Indonesia ke era baru pada revolusi industri keempat yang terdapat beberapa aspirasi besar untuk merevitalisasi industri nasional secara menyeluruh.
Melalui peluncuran Making Indonesia 4.0, Presiden menetapkan sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia yang perlu dijalankan secara bersinergi.
“Kementerian Perindustrian akan menjadi leading sector dan saya minta kepada kementerian dan lembaga lainnya, serta pemerintah daerah dan pelaku-pelaku usaha untuk mendukung penuh program ini sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing demi kesuksesan dan kemajuan bangsa yang kita cintai ini,” paparnya.
Presiden Jokowi meresmikan secara langsung Peluncuran Making Indonesia 4.0 dan Pembukaan Indonesia Industrial Summit 2018 didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Pada kesempatan tersebut, Menperin juga sempat menyerahkan Roadmap Making Indonesia 4.0 kepada Presiden.
Revolusi Industri Keempat
Dalam laporannya, Airlangga menyampaikan, Kemenperin menginisiasi penyusunan peta jalan Industri 4.0 ini berdasarkan arahan Presiden Jokowi yang tak henti-hentinya berkampanye ke segala penjuru Tanah Air, baik itu dalam rapat kabinet, forum bisnis, maupun temu masyarakat, yang menekankan pentingnya Indonesia untuk bersiap diri dalam menghadapi revolusi industri keempat.
“Dengan penuh kepercayaan diri, Bapak Presiden menekankan bahwa Indonesia tidak boleh ketinggalan dalam meloncat ke dalam era baru ini. Untuk itu, dalam proses penyusunanannya, kami juga berdiskusi dengan banyak pihak seperti Fraunhofer, JICA, JETRO, dan secara khusus dengan AT Kearney,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Menperin, pihaknya juga mengikuti saran Presiden untuk melakukan diskusi dan pendekatan-pendekatan dengan negara-negara yang telah menjadi mitra utama Indonesia. Misalnya, Jepang, Singapura dan Cina untuk berbicara dengan pelaku bisnis di sana agar mendapat masukan mengenai implementasi industri 4.0.
“Secara khusus, kami juga mengikuti kegiatan internasional seperti World Economic Forum. Alhamdulillah, mereka semua menyambut positif mengenai inisiatif ini, bahkan mereka meminta Indonesia dapat berbicara di World Economic Forum ASEAN akhir tahun ini,” paparnya.
Menperin memastikan implementasi industri 4.0 akan dapat mentransformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih maju.
“Karena ekonomi digital membuat yang belum bankable jadi punya akses terhadap pembiayaan, usaha-usaha mikro, kecil, menengah sehingga akan mampu memperluas akses pasarnya dengan memanfaatkan marketplace,” ungkapnya. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.