Berita Hari Ini : Holding Migas Segera Terbentuk, Direksi WSKT Bakal Dirombak
WSBP raup laba Rp1 triliun, SMBR target laba Rp211 miliar, MYRX incar marketing sales Rp1 triliun
WSBP raup laba Rp1 triliun, SMBR target laba Rp211 miliar, MYRX incar marketing sales Rp1 triliun
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 28 Februari 2018;
Holding BUMN Migas
Presiden Joko Widodo ingin memastikan bahwa pembentukan induk usaha (holding) badan usaha milik negara (BUMN) minyak dan gas bumi mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Promo Terbaru di Bareksa
Untuk itu, Presiden Jokowi bakal menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) pembentukan induk usaha BUMN migas sebelum April 2018. Sebelumnya, draft rancangan PP itu telah ditandangani oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Peleburan entitas BUMN sektor migas ini dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Di sisi lain, peleburan ini dinilainya dapat membuat skema investasi pemerintah semakin efisien sehingga harga semakin kompetitif dan menjangkau lebih banyak pelanggan.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan merombak jajaran direksi perusahaan kontraktor pelat merah akibat sejumlah insiden kecelakaan konstruksi proyek-proyek infrastruktur pemerintah.
Salah satu kontraktor BUMN yang akan dirombak jajaran direksinya adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dari 14 kecelakaan konstruksi yang terjadi sejak Agustus 2017-20 Februari 2018, sebanyak 7 proyek dikerjakan oleh emiten berkode saham WSKT itu.
Pergantian direksi terkait dengan kecelakaan kerja tidak hanya akan berlaku bagi Waskita Karya. Sebab kontraktor pelat merah lainnya masih menunggu hasil evaluasi.
PT Waskita Beton Prescast Tbk (WSBP)
Perseroan berhasil mengantongi laba bersih Rp1 triliun pada 2017. Dengan demikian, laba WSBP melonjak 58 persen secara year on year dari 2016 yang sebesar Rp635 miliar. Emiten
berkode saham WSBP itu membukukan pendapatan usaha Rp7,1 triliun pada 2017. Pencapaian itu naik 51 persen dibandingkan 2016 senilai Rp4,7 triliun. Pada 2017, anak usaha, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) itu menerima pembayaran termin Rp4,6 triliun.
Nilai tersebut naik 470 persen dari penerimaan perseroan periode sebelumnya Rp978,96 miliar. Adapun, pembayaran termin yang diterima WSBP pada tahun lalu berasal dari sebagian turnkey tol Becakayu dan proyek non-turnkey seperti tol Solo-Kertosono, Pejagan-Pemalang - Batang-Semarang, Legundi-Bunder, dan Bocimi. Selain itu, perseroan juga menerima pembayaran termin dari proyek light rail transit Palembang.
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
Emiten semen ini memproyeksikan laba bersih sepanjang 2018 mencapai Rp211 miliar, atau naik 44 persen secara tahunan dari 2017. Direktur Utama Semen Baturaja, Rahmad Pribadi, memproyeksikan volume penjualan semen perseroan tumbuh 25 persen atau mencapai 161.000 ton pada Januari 2018.
Tren positif itu diyakini berlanjut sepanjang tahun ini sehingga perseroan optimistis bisa meraih pertumbuhan penjualan 54 persen secara year on year (yoy) menjadi 2,75 juta ton.
Secara historis, volume penjualan semen SMBR terus meningkat dalam 3 tahun terakhir, yakni sebanyak 1,53 juta ton pada 2015, 1,63 juta ton pada 2016, dan 1,76 juta ton pada 2017. Apabila target itu tercapai, maka emiten berkode saham SMBR itu berpotensi membukukan pendapatan Rp2,57 triliun atau melonjak 66 persen yoy dari Rp1,55 triliun di 2017.
PT Hanson International Tbk (MYRX)
Emiten dengan kode saham MYRX memasang target penjualan pemasaran alias marketing sales berkisar Rp900 miliar hingga Rp1 triliun pada tahun ini. Sebagian besar target berasal dari proyek di Maja, Tangerang. Melalui cucu usahanya, perseroan saat ini menggarap proyek perumahan Citra Maja Raya yang digarap bersama PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Perseroan berkomitmen mengerjakan proyek berbentuk kerja sama operasi (KSO) di atas lahan milik sendiri, yang luasnya sekitar 1.000 hektare (ha). Proyek tersebut diprediksi bisa menyumbang marketing sales Rp500 miliar pada tahun ini.
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA)
Emiten dengan kode saham TBLA menganggarkan belanja modal (capex) Rp800 - 900 miliar untuk ekspansi tahun ini. Belanja modal ini lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp1 triliun. Sumber pendanaannya sekitar 35 persen berasal dari kas internal.
Sementara sisanya akan dipenuhi dari pendanaan eksternal. Sebagian dana capex akan digunakan untuk membangun pabrik kelapa sawit. Setidaknya, ada dua pabrik kelapa sawit yang akan dibangun, yakni di Pontianak, Kalimantan Barat dan Lampung. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.