Menkominfo akan Pastikan Pengakuan Aset Tak Berwujud Startup untuk IPO
Pengakuan sistem teknologi informasi sebagai aset perusahaan menjadi hal yang paling diinginkan oleh para pelaku startup
Pengakuan sistem teknologi informasi sebagai aset perusahaan menjadi hal yang paling diinginkan oleh para pelaku startup
Bareksa.com – Keinginan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mematangkan persiapan perusahaan rintisan alias startup untuk menjadi perusahaan publik, mendapat respon positif dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Salah satu persiapan yang diinginkan BEI adalah pengakuan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atas aset tak berwujud milik startup.
Menurut Menkominfo Rudiantara, initial public offering (IPO) merupakan jalan keluar yang tepat bagi investor strategis dari startup. Hal ini, lanjut Rudiantara, sekaligus sebagai alternatif meraup pendanaan juga meningkatkan tata kelola perusahaan.
Rudiantara pun setuju, pengakuan sistem teknologi sebagai aset menjadi penting dalam merealisasikan IPO startup. “Dan ini menjadi tugas IAI. Nanti saya akan memastikan hal itu,” tutur Rudiantara dalam seminar Startups #GoPublic di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2018.
Seperti diketahui, startup bisa tumbuh pesat berkat dukungan perkembangan teknologi, khususnya penggunaan internet dalam 10 tahun terakhir. Model bisnis rintisan saat ini telah menjadi tren yang sangat diperhatikan oleh seluruh pelaku industri mengingat konsep bisnisnya yang mampu membawa kepraktisan dan keunikan bagi seluruh pelaku ekonomi. Kondisi perekonomian Indonesia yang prospektif juga mendukung masifnya pertumbuhan perusahaan rintisan di dalam negeri.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan, pengakuan sistem teknologi informasi sebagai aset perusahaan menjadi hal yang paling diinginkan oleh para pelaku startup. Untuk itu, Tito menyebut, telah meminta IAI untuk membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) startup.
“Anak muda jago buat sistem teknologi tapi saat ini sistem itu belum bisa dikapitalisasi, nah untuk itu kami minta IAI utuk membuat PSAK-nya,” terang dia. (Lihat BEI: Regulasi Sudah Akomodasi IPO Perusahaan Digital, Meski Masih Rugi)
Sementara itu, dua perusahaan rintisan teknologi informasi telah menunjuk PT Kresna Sekuritas sebagai penjamin efek. Seperti disampaikan Direktur Utama Kresna Sekuritas Octavianus Budiyanto.
“Dua perusahaan startup itu masih berelasi dengan Kresna,” ujar dia.
Octavianus merinci, satu perusahaan di antaranya akan mengincar dana Rp200 miliar dan telah menyusun prospektus didasari laporan keuangan tahun 2017 dan satu perusahaan lagi akan menyusun prospektus dengan laporan keuangan kuartal I 2018. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.