BeritaArrow iconPasar ModalArrow iconArtikel

BEI : Papan New Economy akan Dorong Startup Masuk Bursa

Abdul Malik16 Agustus 2022
Tags:
BEI : Papan New Economy akan Dorong Startup Masuk Bursa
Sejumlah anak muda yang bekerja di perusahaan startup (rintisan) sedang mengadakan rapat. Bursa Efek Indonesia sedang mengembangkan papan New Economy yang setara dengan papan utama untuk mendorong perusahaan startup melakukan penawaran umum perdana saham (IPO). (Shutterstock)

Papan new economy dikembangkan agar startup tersebut bisa sejajar dengan emiten di papan utama

Bareksa.com - Kesuksesan PT Bukalapak Tbk (BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi perusahaan terbuka mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menarik lebih banyak perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

BEI juga tengah menyiapkan amunisi tambahan untuk menarik perusahaan yang syarat dengan teknologi tersebut. Salah satunya ialah dengan menyiapkan papan pencatatan baru.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman menuturkan BEI sedang menyiapkan papan baru, yakni papan new economy untuk perusahaan rintisan yang memiliki kapitalisasi jumbo. Papan new economy dikembangkan agar startup tersebut bisa sejajar dengan emiten di papan utama.

Promo Terbaru di Bareksa

Adapun perusahaan yang bisa masuk ke papan utama adalah perusahaan besar dengan rekam jejak keuangan yang baik. Sementara perusahaan yang memiliki kapitalisasi besar, namun belum bisa membukukan profit karena berstatus sebagai perusahaan rintisan (startup), nantinya akan masuk ke papan new economy.

"Secara kondisi keuangan perusahaan rintisan memang belum mencetak untung, tapi nilai pasarnya bisa sangat signifikan karena valuasinya," kata dia.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan POJK Nomor 22/POJK.04/2021 terkait Multiple Voting Shares atau saham dengan Hak Suara Multipel (HSM), yang membuka jalan perusahaan rintisan untuk masuk ke pasar modal.

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang mencatatkan sahamnya pada April 2022 adalah unicorn yang menggunakan aturan MVS. Sementara unicorn sebelumnya, yakni PT Bukalapak.com yang mencatatkan sahamnya pada Agustus 2021 tidak menggunakan aturan tersebut. Adapun unicorn adalah startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar.

Harus Adaopsi Teknologi dan Beri Manfaat Luas

BEI sebelumnya berencana meluncurkan papan khusus bagi emiten berbasis new economy pada Agustus tahun ini. Namun, belum ada kabar terbaru lagi mengenai rencana peluncurannya.

Kepala Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat (LPP) BEI, Saptono Adi Junarso sebelumnya mengatakan, penghuni papan new economy harus mengadopsi teknologi sebagai dasar bisnis dan memberikan manfaat yang luas. Meski demikian dia belum bisa membeberkan calon-calon emiten yang bakal menjadi penghuni papan anyar tersebut.

BEI, lanjutnya, perlu menerbitkan papan anyar tersebut sebagai bagian dari perlindungan terhadap investor. Pasalnya, emiten-emiten dalam papan tersebut membutuhkan durasi investasi dalam jangka panjang. Sebab tidak akan membagikan dividen dalam kurun waktu cepat.

Adapun papan new economy secara struktur akan sejajar dengan papan utama. Salah satu syarat untuk bisa tercatat adalah membukukan CAGR pendapatan 20% selama 3 tahun.

“Pendapatan menjadi penting karena dengan begitu perusahaan masih bertumbuh dan ekspansif baik secara bisnis dan ekosistem meskipun tidak membukukan laba,” katanya.

Kepala Unit Start-up and Small Medium Enterprises (SSME) BEI, Aditya Nugraha menambahkan emiten dalam papan new economy akan mendapatkan notasi khusus. Namun tidak selalu berkonotasi buruk seperti notasi khusus lainnya.

(K09/AM)

***

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.


Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua