BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Setelah Rugi Besar Tahun Lalu, Garuda Berharap Laba Rp117 Miliar Tahun Ini

Bareksa27 Februari 2018
Tags:
Setelah Rugi Besar Tahun Lalu, Garuda Berharap Laba Rp117 Miliar Tahun Ini
Dirut PT Garuda Indonesia (tengah) berbincang dengan Dirut GMF AeroAsia Iwan Joeniarto (kanan) dan CEO Bucher Group Beat Burlett sebelum penandatanganan kerjasama di booth Garuda Indonesia Group pada Singapore Air Show di Changi, Singapura, Selasa (6/2). ( ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Sepanjang tahun lalu kerugian Garuda mencapai US$213,4 juta atau setara Rp2,88 triliun

Bareksa.com – Maskapai milik pemerintah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menargetkan meraih laba tahun ini sekitar US$8,7 juta atau sekitar Rp117 miliar (kurs saat ini Rp13.451 per dolar Amerikat Serikat). Target tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan kerugian perseroan sepanjang tahun lalu yang mencapai US$213,4 juta atau setara Rp2,88 triliun.

Perseroan menargetkan pendapatan tahun ini US$4,9 miliar, meningkat dibandingkan tahun lalu US$4,2 miliar. Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, menyatakan perseroan berharap kinerja keuangan sepanjang 2018 akan membaik. Meskipun pada kuartal pertama tahun ini diprediksi masih akan rugi karena masuk long season.

“Tapi kita beraharap full year 2018 ini kita sudah bukukan laba,” ujarnya di Jakarta, Senin, 26 Februari 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Menurut Pahala, pada kuartal I setiap tahunnya menjadi siklus menurunnya jumlah penumpang bagi industri maskapai penerbangan. Meski begitu, pihaknya optimistis perseroan bisa mulai membukukan keuntungan setelah kuartal III.

Pahala mengaku Garuda Indonesia telah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi turunnya permintaan penerbangan. Salah satunya melakukan penyesuaian produksi. Di sisi lain, perseroan akan mendongkrak pendapatan dari dari lini bisnis kargo. Pahala melihat bisnis kargo masih memiliki potensi besar untuk dikembangkkan.

Pendapatan dari lini bisnis kargo ditargetkan naik 12-15 persen tahun ini. Untuk mencapai target, GIAA akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan e-commerce dan transportasi berbasis aplikasi.

Kinerja 2017

Sepanjang tahun lalu, Garuda membukukan pendapatan operasional US$4,2 miliar, meningkat 8,1 persen dibandingkan 2016 yang sebesar US$3,9 miliar. Namun, Garuda Indonesia mencatatkan kerugian US$213,4 juta, atau kinerjanya lebih buruk 2.378 persen dibandingkan 2016 yang masih untung US$9,4 juta.

Menurut Pahala, secara operasional, sepanjang tahun lalu Garuda Indonesia mencatatkan kerugian US$67,6 juta. Sementara sisanya merupakan kerugian akibat biaya extra ordinary items yang muncul akibat keikutsertaan program pengampunan pajak dan denda kasus hukum senilai US$145,8 juta.

Sepanjang 2017, Garuda Indonesia Group berhasil mengangkut sebanyak 36,2 juta penumpang yang terdiri dari 24 juta penumpang Garuda Indonesia sebagai mainbrand dan 12,3 juta penumpang Citilink.

Jumlah tersebut naik 3,5 persen dibandingkan 2016 yang sebanyak 35 juta penumpang. Selama 2017, Garuda Indonesia juga turut mencatatkan peningkatan tren pertumbuhan trafik penumpang internasional 8,1 persen. Garuda Indonesia melalui anak usaha Citilink berhasil mencatatkan pertumbuhan penumpang 10,8 persen.

Melalui lini usaha kargo udara, Garuda Indonesia berhasil mengangkut 446,8 ribu ton angkutan kargo, atau naik 7,4 persen dibandingkan 2016. Pendapatan kargo Garuda naik 8,2 persen menjadi US$237,1 juta di 2017.

Global Bond US$750 Juta

Garuda Indonesia bakal menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$750 juta tahun ini. Perseroan telah menunjuk empat bank asing sebagai agen penjual, yakni Standard Charterd, Deutsche Bank, ANZ dan Bank of Tokyo Mitsubishi.

Perseroan akan menggunakan dana hasil penerbitan global bond untuk pembiayaan kembali (refinancing) utang obligasi rupiahnya yang akan jatuh tempo tahun ini. Di samping global bond, Garuda Indonesia berniat menerbitkan obligasi rupiah tahun ini, tetapi manajemen belum menentukan nilai emisinya. (AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua