AS akan Terapkan Bea Masuk Tinggi Impor Baja dan Aluminium, Bagaimana Dampaknya?

Bareksa • 19 Feb 2018

an image
Gulungan baja di sebuah pabrik. REUTERS/Fabian Bimmer

AS dapat memberlakukan kuota impor baja dan alumunium dengan mengenakan tarif bea masuk minimal 24 persen untuk baja

Bareksa.com - Amerika serikat (AS) berencana mengambil langkah proteksionis terhadap industri manufakturnya. Kementerian Perdagangan AS telah mengusulkan kepada Presiden Donald Trump untuk menekan impor baja dan alumunium dari Cina dan negara lainnya dengan menerapkan tarif tinggi untuk impor kedua barang metal tersebut.

Mengutip Bloomberg, Ahad (18/02/2018), Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menyatakan AS dapat memberlakukan kuota impor baja dan alumunium dengan mengenakan tarif bea masuk minimal 24 persen untuk baja dan 7,7 persen untuk alumunium dari seluruh negara.

Selain itu, Ross mengaku tidak akan terkejut jika banyak negara yang akan menentang kebijakan tersebut melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia menegaskan tidak akan mundur dan mencabut kembali rekomendasinya.

Adapun beberapa negara yang direkomendasikan dikenakan bea masuk baja yang tinggi hingga mencapai 53 persen yaitu Brazil, Cina, Kosta Rika, Mesir, India, Malaysia, Rusia, Korea Selatan, Afrika Selatan, Thailand, Turki, dan Vietnam. Negara-negara tersebut merupakan negara pengekspor baja besar.

Sementara bea masuk alumunium secara spesifik akan dikenakan kepada Cina, Hong Kong, Rusia, Venezuela, dan Vietnam sebesar 23,6 persen.

Alasan yang mendasari usulan kebijakan tersebut adalah hasil investigasi Departemen Perdagangan AS bahwa jumlah impor baja dan alumunium mengancam dan mengganggu keamanan nasional, yang sesuai dengan Undang-Undang Perluasan perdagangan tahun 1962 pada bagian 232.

Menurut Ross, AS merupakan importir baja terbesar di dunia dengan nilai impor yang mencapai empat kali lipat dari nilai ekspornya. Menurutnya aturan ini diterapkan untuk meningkatkan utilisasi kapasitas industri AS menjadi 80 persen. Saat ini utilisasi industri alumunium AS mencapai 48 persen dan baja 73 persen.

Cina menjadi sorotan penting AS dalam kebijakan tersebut, mengingat Negeri Panda menjadi pengekspor terbesar dunia. Kepala biro perdagangan dan penyelidikan di Kementerian Perdagangan Cina mengatakan usulan tarif impor AS pada produk baja dan alumunium tidak beralasan dan berhak dilawan jika dipaksakan.

“Jika keputusan akhir mempengaruhi kepentingan Cina , Cina pasti akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi hak-haknya sendiri.” Ujar Wang.

Di sisi lain, Presiden Trump memiliki waktu hingga 11 April mendatang untuk memutuskan tarif impor baja dan 20 April untuk memutuskan tarif impor alumunium. Trump memiliki wewenang untuk memodifikasi kebijakan tersebut baik sebagian atau pun secara keseluruhan. (AM)