Naik Turunnya Harga Saham MYRX dan RIMO, Berapa Besar Kepemilikan Benny Tjokro?
Dari pantauan Bareksa keduanya masih menjuarai volume transaksi perdagangan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini
Dari pantauan Bareksa keduanya masih menjuarai volume transaksi perdagangan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini
Bareksa.com - Setelah PT Hanson International Tbk (MYRX) dan PT Rimo International (RIMO) mengalami penolakan otomatis dari sistem Bursa Efek Indonesia (auto rejection) keduanya masih menjadi jawara jumlah transaksi perdagangan.
Dari pantauan Bareksa, keduanya masih menjuarai volume transaksi perdagangan hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, Selasa, 13 Februari 2018. Saham MYRX ditransaksikan hingga 10 juta lot saham sementara saham RIMO ditransaksikan 6,5 juta lot saham.
Dari sisi pergerakan harga saham. MYRX masih naik 3,57 persen ke level Rp174 per saham, sementara saham RIMO turun 2 persen ke level Rp187 per saham.
Promo Terbaru di Bareksa
Sebelumnya MYRX berhasil membukukan penguatan harga saham terbesar pada akhir perdagangan lalu dengan lonjakan 36,59 persen menjadi Rp168 dari sebelumnya Rp123 per saham.
Sementara saham RIMO terpaut tipis di belakang MYRX yang naik 34,51 persen di Rp191 per saham.
Kepemilikan Pemegang Saham Pengendali
Tidak hanya harga saham yang naik turun, porsi kepemilikan Benny Tjokrosaputro sebagai pemegang saham pengendali di MYRX dan RIMO juga tercatat naik turun.
Di saham RIMO, kepemilikan Benny hanya tersisa 30,82 persen per Januari 2018. Padahal, per akhir Maret 2017 Benny masih menguasai 76,47 persen saham RIMO.
Jika diakumulasikan, sejak April 2017 hingga Januari 2018, Benny telah melepas 18,9 miliar lembar saham atau setara 189 juta lot saham RIMO.
Dengan asumsi harga saham rata-rata sejak 7 April 2017 - 31 Januari 2018 sebesar Rp123,8 per saham, Benny berhasil mengantongi dana segar Rp2,3 triliun.
Sementara itu peta kepemilikan saham Benny di saham MYRX justru akan bertambah seiring rencana Benny sebagai pemegang saham pengendali yang akan melakukan suntikan modal Rp1,01 triliun.
Rencana perusahaan akan melakukan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement dengan jumlah 7,98 miliar saham seri C di harga pelaksanaan Rp127 per saham.
Private placement yang setara dengan 8,14 persen saham MYRX tersebut akan diserap penuh oleh Benny Tjokrosaputro. Saat ini, Benny merupakan pemegang 10,42 persen saham MYRX sekaligus menjabat sebagai Direktur Utama Hanson International.
Jika private placement tersebut terealisasi, maka kepemilikan Benny pada saham MYRX akan menjadi 18,56 persen. Dengan begitu, kepemilikan saham MYRX selain Benny akan berkurang menjadi 81,44 persen dari sebelumnya 89,58 persen. Artinya dilusi bagi pemegang saham yang tidak melakukan penambahan setoran adalah 9,09 persen.
Namun pada awal Januari 2018, kepemilikan Benny di MYRX masih tercatat 13,67 persen. Dengan kata lain Benny baru menyuntikkan dana sekitar Rp449,98 miliar. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.