Berita Hari Ini : Wika Bidik Laba Rp1,96 Triliun, TPIA Rilis Obligasi Rp500 M
KRAS lepas 20-30 persen saham KBS ke publik di semester II 2018, GO-JEK proses izin QR code
KRAS lepas 20-30 persen saham KBS ke publik di semester II 2018, GO-JEK proses izin QR code
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari berbagai media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 13 Februari, 2018 :
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan perolehan laba bersih tahun ini Rp1.96 triliun. Pendapatan perseroan pada 2018 diproyeksikan mencapai Rp39,43 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
WIKA menargetkan kontrak yang didapatkan tahun ini mencapai Rp130,92 trililun, atau naik 22,77 persen dibandingkan Rp106,64 triliun di 2017. Jumlah tersebut terdiri atas Rp57,24 triliun kontrak baru dan Rp73,68 triliun kontrak carry over.
Wijaya Karya optimistis tahun ini sektor infrastruktur dan gedung masih akan menjadi kontributor terbesar terhadap pendapatan dengan perkiraan kontrak mencapai Rp36,76 triliun.
Sektor energi dan industrial plant diproyeksikan menyumbang pendapatan Rp8,98 triliun pada 2018. Kemudian, sektor properti dan industri masing-masing diperkirakan menyumbang Rp7,21 triliun dan Rp4,28 triliun.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) bakal menerbitkan obligasi penawaran umum berkelanjutan (PUB) I Tahap II Tahun 2018 senilai Rp500 miliar.
Emisi obligasi itu merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi I Chandra Asri Petrochemical senilai total Rp1 triliun. Sebelumnya perseroan telah menerbitkan obligasi tahap I pada 12 Desember 2017 sebesar Rp500 miliar.
Perseroan akan menerbitkan obligasi dalam tiga seri, Seri A jumlah pokok Rp100 miliar dan tingkat bunga tetap 7,5 persen per tahun dan tenor 3 tahun, seri B jumlah pokok Rp100 miliar berkupon 8,25 persen dengan tenor 5 tahun dan seri C jumlah pokok Rp300 miliar dengan kupon tetap 9 persen per tahun dengan tenor 7 tahun.
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS)
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) berencana melepas sebagian saham anak usahanya, PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham tahun ini. Rencananya, perseroan akan melepas 20 - 30 persen saham KBS ke publik.
Krakatau Steel menargetkan pelaksanaan IPO saham Krakatau Bandar Samudera dapat terealisasi semester II 2018. Hal tersebut sebagai bagian dari rencana perseroan untuk melakukan ekspansi usaha.
KBS merupakan salah satu anak usaha yang memberikan keuntungan kepada perseroan. Melalui IPO saham, KBS diharapkan bisa melakukan ekspansi penambahan dermaga.
GO-JEK
PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau GO-JEK Indonesia menargetkan dapat memperoleh izin pembayaran via QR code dalam waktu dekat. Saat ini perseroan tengah mengurus perizinan pembayaran QR code melalui Go-Pay dan diharapkan memperoleh izin dari Bank Indonesia pada Februari ini.
GO-JEK juga telah berdiskusi dengan BI mengenai apa yang harus dilakukan dalam menghadirkan layanan QR code. Sebelumnya GO-JEK hanya mengajukan izin uji coba.
BI telah menerbitkan surat pada 11 Januari 2018 yang menyatakan bahwa kegiatan uji coba penerimaan pembayaran Go-Pay yang menggunakan Static dan Dynamic QR tidak sesuai kriteria uji coba. Sejak itu, BI meminta GO-JEK untuk menghentikan layanan tersebut.
PT Jasa Marga Tbk (JSMR)
PT Jasa Marga Tbk (JSMR), melalui anak usahanya PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) terus memacu konstruksi jalan tol layang Jakarta - Cikampek II. Hingga saat ini progress pembangunan ruas tol tersebut telah mencapai 22,8 persen.
Perseroan mengungkapkan progress tersebut masih sesuai dengan jadwal yang dicanangkan. Sampai dengan pertengahan 2018, perseroan menargetkan realisasi pembangunan 46 persen.
Perseroan menargetkan penyelesaian pembangunan ruas tol pada Maret 2019 dan akan digunakan pada April 2019. (AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.386,75 | 0,28% | 4,12% | 7,86% | 8,01% | 19,31% | 38,22% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.096,22 | 0,25% | 4,17% | 7,26% | 7,37% | 2,91% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.086,24 | 0,55% | 3,99% | 7,74% | 7,78% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.855,9 | 0,55% | 3,86% | 7,32% | 7,36% | 17,44% | 40,56% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.290,36 | 0,77% | 4,10% | 7,48% | 7,51% | 19,79% | 35,78% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.