Bareksa.com - Harga saham PT Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) pada perdagangan Selasa, 30 Januari 2018 ditutup menguat 4,02 persen ke level Rp 775 per saham. Saham BJTM ditransaksikan 3.229 kali dengan nilai transaksi Rp39,88 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham BJTM antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp5,58 miliar, kemudian Phillip Sekuritas (KK) Rp4,93 miliar, dan UBSSekuritas (AK) Rp3,59 miliar. (Baca : Harga Saham Bank Jatim Menguat 4,92 Persen, Ini Analisa Teknikal BJTM)

Analisis Teknikal BJTM

Sumber : Bareksa
Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham BJTM pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle disertai short upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini mampu bergerak positif dan naik cukup tinggi di tengah penurunan indeks yang cukup dalam. (Lihat : Per September Laba Bersih Bank Jatim Naik 21,18 Persen)

Selain itu, BJTM kemarin juga berhasil menembus resisten di level Rp760 per saham dengan didukung volume yang meningkat signifikan mengindikasikan adanya pembelian yang masif pada saham ini. Di samping itu, investor asing juga mencatatkan net buy senilai Rp2,79 miliar.

Secara tren, saham BJTM masih berada dalam fase uptrend cukup baik didukung dengan posisi MA 5 yang berada di atas MA 20. (Baca : Berita Hari Ini : Laba Bank Jatim Naik 31 Persen, MLPL Lunasi Obligasi Senior)

Indikator relative strength index (RSI) terlihat masih bergerak positif dan saat ini berada di level 72 atau mulai mendekati area overbought menandakan potensi kenaikan saham ini mulai terbatas. Namun selama mampu bertahan di atas level Rp760, saham BJTM berpotensi untuk menguji resisten berikutnya di level Rp840 per saham. (AM) (Lihat : Direksi Buyback Saham Hingga Juni 2017, BJTM Sentuh Level All Time High)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.