Bareksa.com - Harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) pada perdagangan Rabu, 10 Januari 2018, ditutup menguat 4,92 persen ke level Rp 745 per saham. Saham BJTM ditransaksikan sebanyak 2.849 kali dengan nilai transaksi Rp45,27 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer saham BJTM antara lain Yuanta Sekuritas (FS) dengan nilai pembelian Rp9,79 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp8,57 miliar, dan Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp4,05miliar. (Baca : Per September Laba Bersih Bank Jatim Naik 21,18 Persen)

Analisis Teknikal BJTM

Sumber : Bareksa

Berdasarkan analisis Bareksa, secara teknikal, candle saham BJTM pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan long upper shadow. Kondisi tersebut menggambarkan saham ini sepanjang perdagangan kemarin bergerak dalam area positif dengan kenaikan cukup signifikan yang terjadi pada saat menjelang penutupan sesi pertama. (Lihat : Berita Hari Ini : Laba Bank Jatim Naik 31 Persen, MLPL Lunasi Obligasi Senior)

Pada perdagangan kemarin BJTM juga berhasil menembus resisten di level Rp740 per saham dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp760 per saham, walaupun berakhir ditutup tiga tick di bawah level tersebut. (Baca : Direksi Buyback Saham Hingga Juni 2017, BJTM Sentuh Level All Time High)

Indikator volume terlihat mengalami lonjakan signifikan mengiringi kenaikan saham BJTM mengindikasikan adanya aksi pembelian cukup masif pada saham ini. Kemudian secara foreign flow, investor asing tercatat melakukan net buy senilai Rp3,7 miliar.

Indikator relative strength index (RSI) terlihat mulai bergerak naik dan saat ini berada di level 66 atau masih cukup jauh dari area overbought (jenuh beli) di level 80 menandakan potensi kenaikan saham ini masih cukup terbuka, terutama jika mampu bertahan di atas level Rp740 per saham. (Lihat : BJTM Akan Membagikan Dividen Rp43,64 per Lembar)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut