Harga Saham LPPF Terus Merosot Hanya Tersisa 52 Persen, Apa Saja Penyebabnya?
Analis JP Morgan juga sempat memberi rekomendasi underweight alias patut dikurangi dalam portofolio
Analis JP Morgan juga sempat memberi rekomendasi underweight alias patut dikurangi dalam portofolio
Bareksa.com- Harga saham PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) hanya tersisa Rp 10.200 atau telah anjlok 48 persen selama satu tahun terakhir, dari level sebelumnya Rp 19.550. Apa saja faktor penyebabnya?
Turunnya harga saham LPPF seiring aksi jual broker asing seperti Morgan Stanley (MS) yang menjual 368 ribu lot saham pada harga rata-rata Rp 13.964,5 per saham, atau senilai Rp 474,5 miliar.
Lalu Macquarie Sekuritas (RX) yang dalam satu tahun melakukan jual bersih sebanyak 247 ribu lot saham atau senilai Rp 350 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
UBS Securities (AK) juga menjual 126 ribu lot saham atau senilai Rp 170 miliar dan Derutsche Securities (DB) menjual 81 ribu lot saham atau senilai Rp 138 miliar.
Selain itu pada awal Maret 2017, Analis JP Morgan memberi rekomendasi underweight alias patut dikurangi dalam portofolio.
Seperti dikutip Bloomberg, JP Morgan menurunkan rating (downgrade) saham LPPF dua level menjadi underweight dengan target harga Rp 12.000. Padahal sebelumnya, rekomendasi atas saham LPPF adalah overweight dengan target harga Rp 23.390.
Riset JP Morgan, yang dipimpin oleh oleh Aditya Srinath, menyebutkan turunnya rating saham LPPF seiring kinerja keuangan perusahaan yang berada di bawah prediksi konsensus. Meskipun perusahaan ritel tersebut bisa membukukan peningkatan laba bersih, nilainya masih lebih rendah daripada ekspektasi para analis. (Baca juga : Dua Gerai Matahari akan Ditutup, Saham LPPF Justru Melesat. Apa Penyebabnya?)
Grafik: Harga Saham LPPF Selama 1 Tahun
Sumber: Bareksa.com
Turunnya harga saham LPPF terus berlanjut, apalagi pertumbuhan penjualan pada toko yang sama atau same store sales growth (SSSG) yang relatif melambat pada semester I tahun ini.
Emiten dengan kode saham LPPF ini melaporkan SSSG khusus semester I 2017 tumbuh 14,6 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama 2016. Padahal, untuk periode yang sama di tahun sebelumnya, SSSG perseroan melonjak 40 persen bila dibandingkan dengan kuartal kedua 2015.
Padahal, semester I tahun ini didukung oleh momen Lebaran yang biasanya mendongkrak penjualan.
Secara kumulatif untuk periode semester pertama tahun ini, SSSG tumbuh 8 persen secara year on year (yoy). Tingkat pertumbuhan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan pada semester I 2016 yang mencapai 27,1 persen yoy. (Lihat juga : Ekspansi di Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, Watsons Bakal Buka 30 Gerai Pada 2018)
Grafik: Same Store Sales Growth (SSSG) LPPF
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Kinerja Penjualan Matahari
Tingkat penurunan SSSG perseroan pada tahun ini berbanding lurus dengan tingkat penurunan kinerja perseroan secara tahunan.
Pada paruh pertama tahun ini, LPPF membukukan penjualan Rp 5,73 triliun, atau tumbuh 10,77 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 5,18 triliun.
Tingkat pertumbuhan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penjualan pada semester I 2016 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015. Pendapatan perseroan pada periode tersebut melonjak 32,12 persen dari Rp 3,92 triliun menjadi Rp 5,18 triliun. (Baca : Daya Beli Melemah Sebabkan Harga Saham LPPF Turun di Level Terendah Sejak 2013?)
Grafik: Laba dan Pendapatan LPPF
Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan
Laba bersih perseroan bahkan tumbuh lebih cemerlang saat itu, yakni mencapai 78,61 persen dari Rp 647,77 miliar menjadi Rp 1,16 triliun. Padahal, pertumbuhan laba bersih perseroan pada semester I tahun ini hanya 15,64 persen terhadap raihan semester I 2016, yakni menjadi Rp 1,34 triliun.
PER LPPF Kini Tergolong Murah
Namun anjloknya harga saham terhadap pendapatan per lembar saham (EPS) atau P/E ratio LPPF kini telah berada di bawah rata-rata sektoral.
LPPF yang memiliki bisnis ritel dan mengoperasikan 151 gerai Matahari Department Store memiliki PER 13,5 kali atau hanya sedikit lebih mahal dibandingkan dengan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) dengan PER 12,23 kali.
Dan jika dibandingkan saham PT Ace Hardware Tbk (ACES) dengan PER 23 kali dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dengan PER 34,04 kali, maka PER LPPF jauh lebih murah. (Lihat : Kinerja MPPA Memburuk, Seperti Apa Kontribusi Hypermart?)
Grafik: PER Saham LPPF, RALS, ACES, MAPI
Sumber: Data diolah
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.