Jelang Pembentukan Holding, Saham Energi dan Tambang BUMN Terus Tertekan
Bahkan saham PGAS sempat menyentuh level terendah sejak 31 Oktober 2008
Bahkan saham PGAS sempat menyentuh level terendah sejak 31 Oktober 2008
Bareksa.com – Jelang pembentukan holding energi dan tambang BUMN pada bulan depan, beberapa perusahaan yang terlibat dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) harga sahamnya terus mengalami tekanan. Simak saja bagaimana pergerakan saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), dan PT Timah (Persero) Tbk (TINS).
Saham PGAS misalnya. Sejak Jumat, 6 Oktober 2017, saham PGAS sudah menyentuh harga Rp1.410 yang merupakan level terendah sejak 28 Oktober 2008. Sementara secara year to date, penurunan saham PGAS sudah mencapai 47,78 persen.
Pelemahan saham PGAS pun berlanjut hingga hari ini (9 Oktober 2017). Memasuki sesi II perdagangan, saham PGAS turun 1,42 persen menuju level Rp1.390. Adapun penurunan hari ini membuat saham PGAS dalam posisi negatif dalam enam hari beruntun.
Promo Terbaru di Bareksa
Sedikit berbeda, saham PTBA memasuki sesi II perdagangan berada pada level Rp11.050 atau turun 0,45 persen dari hari sebelumnya Rp11.100. Penurunan saham PTBA hari ini terjadi setelah sempat rally dalam empat hari beruntun mulai 3 Oktober 2017 sampai 6 Oktober 2017.
Saham TINS juga begitu. Rally menghijau sejak 3 Oktober 2017, saham produsen timah ini harganya turun 0,57 persen ke level Rp865 hari ini.
Secara year to date, keempat saham BUMN ini mencatatkan return negatif. Dipimpin oleh saham PGAS dengan penurunan 47,78 persen, saham ANTM turun 27,37 persen, saham TINS merosot 19,07 persen dan saham PTBA turun 11,20 persen.
Grafik: Perbandingan Return ANTM, PGAS, PTBA, dan TINS Periode 30 Desember 2016 – 6 Oktober 2017
Sumber: Bareksa.com
Seperti diketahui, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis dua holding BUMN bisa terbentuk pada 2017 ini. Mengutip www.kontan.co.id, Menteri BUMN Rini Soemarno, memproyeksikan ada dua holding yang terbentuk yaitu migas dan tambang.
"Saat ini prosesnya sudah sebagian selesai, diharapkan pada November 2017 ini sudah selesai semua (terkait pembentukan dua holding ini)," kata Rini ketika memberikan paparan dalam acara temu santai BUMN, Kamis, 5 Oktober 2017.
Ada beberapa hal yang membuat Rini optimistis pembentukan dua holding terbentuk tahun ini. Pertama adalah saat ini proses harmonisasi dengan kementerian terus dilakukan.
Selain itu, Kementerian BUMN juga telah melakukan diskusi kelompok terpusat dengan internal perusahaan baik energi migas dan pertambangan.
Menurut Rini, Budi Gunadi Sadikin, bekas Direktur Utama Bank Mandiri akan ditempatkan sebagai direktur utama holding tambang ini. Saat ini Budi Gunadi tercatat sudah diangkat kementerian sebagai Direktur Utama Inalum. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.