Ini Alasan Menko Darmin Yakin Ekonomi Tahun ini Tetap Bisa Tumbuh 5,2 Persen
Hingga kuartal II 2017, ekonomi baru tumbuh 5,01 persen
Hingga kuartal II 2017, ekonomi baru tumbuh 5,01 persen
Bareksa.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2017 bisa mencapai 5,2 persen atau sesuai dalam target yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017. Keyakinan itu tetap muncul meski pertumbuhan ekonomi hanya berada di angka 5,01 persen di kuartal II 2017.
"Kita melihat perkembangan itu (ada) sekarang untuk dapatkan (pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2017) 5,2 persen," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Senin 14 Agustus 2017.
Pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017 yang berada di bawah harapan terjadi lantaran adanya Hari Raya Idul Fitri. Pada momentum itu, masyarakat memutuskan untuk menahan diri dan menyisihkan sebagian uang untuk dipergunakan kembali ke kampung halaman guna bertemu sanak keluarga.
Promo Terbaru di Bareksa
"Akhir Juni ketika data dikumpulkan pas puasa habis. Saat itu orang sedang siap-siap mau pulang kampung. Sehingga memang kegiatan belanjanya agak ditunda untuk belanja di kampung," kata Darmin, yang merupakan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini.
Darmin meyakini jika pertumbuhan ekonomi Indonesia di semester II 2017 bisa mengejar ketertinggalan yang terjadi di sepanjang semester I 2017. Keyakinan Darmin didasarkan pada terpacunya aktivitas ekonomi yang biasanya terjadi di kuartal III dan kuartal IV, atau tren yang terjadi di tiap tahunnya.
Hal itu, kata Darmin, karena efek dari sejumlah perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini. Apalagi, pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Di sisi lain, realisasi dari beberapa paket kebijakan ekonomi diharapkan bisa segera terasa efek positifnya di akhir tahun ini.
"Semester II umumnya kegiatan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan semester sebelumnya. Bisa saja bergeraknya tidak langsung 5,4 persen, tapi kemudian makin tinggi dan seterusnya," ungkap Darmin
Suku Bunga Kredit
Di sisi lain, lesunya penyaluran kredit industri perbankan dinilai juga turut memberikan efek terhadap belum maksimalnya laju pertumbuhan ekonomi di semester I 2017. Melemahnya penyaluran kredit salah satunya dianggap karena suku bunga kredit masih tinggi dan membuat masyarakat enggan mengakses kredit. Hal ini memberikan efek bagi aktivitas ekonomi.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), tingkat suku bunga kredit industri perbankan sekarang ini masih berada di atas level 10 persen atau 11,83 persen. Per Juni 2017, penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 7,6 persen atau lebih rendah dibandingkan dengan periode Mei 2017 yang sebesar 8,6 persen.
Atas dasar itu, BI diminta bisa menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI 7 Days Repo Rate dengan harapan bisa mengerek turun tingkat suku bunga kredit perbankan. Adapun BI 7 Days Reverse Repo Rate sekarang ini berada pada level 4,75 persen atau tidak berubah sejak Oktober 2016.
"Itu tergantung BI seperti apa. Pak Agus (Gubernur BI) sudah buka wacana. Sebenarnya orang-orang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sekarang adalah orang-orang yang punya kecenderungan mendorong tingkat bunga (kredit perbankan) turun," ungkap Darmin.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen di kuartal II 2017. Perolehan pertumbuhan ini sama persis dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2017. Namun, jika di lihat secara year on year (yoy) mengalami pelemahan karena kuartal II 2016 mencapai 5,18 persen. (K03)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.