Laba US$ 1,4 Miliar di Semester I 2017, Ini Historikal Laba Pertamina Sejak 2012
Penjualan bahan bakar minyak (BBM) pada semester I-2017 mengalami kenaikan 4% menjadi 32,6 juta kiloliter
Penjualan bahan bakar minyak (BBM) pada semester I-2017 mengalami kenaikan 4% menjadi 32,6 juta kiloliter
Bareksa.com – PT Pertamina (Persero) mencatat laba bersih US$ 1,4 miliar pada semester I 2017, atau turun 24 persen dibandingkan semester I 2016. Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, menjelaskan penurunan laba bersih ini merupakan dampak dari kenaikan harga minyak sebesar 30 persen.
Pada semester I 2016, rata-rata harga minyak mentah masih US$ 36,16 per barel, sekarang sudah US$ 48,9 per barel. Sementara pemerintah menetapkan tidak menaikkan harga bahan bakar minyak hingga akhir 2017. Hal ini membuat laba Pertamina tergerus.
Grafik : Pertumbuhan Laba Bersih PT Pertamina Sejak 2012 (US$ Miliar)
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Pertamina, diolah Bareksa
"Secara rata-rata harga crude (minyak mentah) ada kenaikan hampir 30 persen dari US$ 36,16 per barel ke US$ 48,9 per barel. Tentu ini menekan net income dan EBITDA karena pemerintah menetapkan tidak ada kenaikan harga BBM. Itu penyebab turunnya net income dan EBITDA," kata Massa, dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2017.
EBITDA Pertamina juga turun, dari US$ 4,1 miliar pada semester I 2016 menjadi US$ 3,16 miliar di periode yang sama 2017. "Net income tertekan dari US$ 1,83 miliar menjadi US$ 1,4 miliar. Demikian juga EBITDA dari US$ 4,1 miliar menjadi US$ 3,16 miliar," ucap Massa.
Di sisi lain, pendapatan Pertamina tercatat US$ 20,5 miliar, tumbuh 19 persen dibanding semester I 2016 yang sebesar US$ 17,2 miliar. "Permintaan naik, revenue kita naik 19 persen ke US$ 20,5 miliar," papar Massa.
Penjualan bahan bakar minyak (BBM) pada semester I 2017 mengalami kenaikan 4 persen menjadi 32,6 juta kiloliter (KL). Demikian pula penjualan non BBM berupa gas domestik, petrokimia, dan pelumas naik 6 persen.
Peningkatan porsi penjualan BBM non subsidi juga berkontribusi pada kenaikan revenue Pertamina sepanjang semester pertama 2017," tutupnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.