Biaya Transfer Antar Bank BUMN Bakal Dihilangkan, Bank Mandiri Paling Terdampak
Kementerian BUMN sedang mengkaji penghapusan biaya transfer antar bank BUMN
Kementerian BUMN sedang mengkaji penghapusan biaya transfer antar bank BUMN
Bareksa.com – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara sedang mengkaji penghapusan biaya transfer antar bank BUMN atau bank yang masuk dalam Himpunan Bank-bank milik negara (Himbara) yang tergabung dalam jaringan Link (Merah Putih).
Untuk diketahui, pengiriman uang antar rekening bank Himbara kini masih dikenakan biaya Rp 4.000 per transaksi. Misalnya untuk transfer dari Mandiri ke BNI atau BRI. Biaya inilah yang akan coba untuk dihapuskan oleh Himbara hingga menjadi nol rupiah.
Sedangkan untuk pengiriman uang dari Bank Himbara ke Bank Non Himbara atau sebaliknya dikenakan biaya Rp 6.500. Begitupun transfer dari bank non Himbara ke bank Non Himbara menggunakan ATM Link bertarif Rp 6.500.
Promo Terbaru di Bareksa
Biaya tarik tunai dan cek saldo bank Himbara yakni BNI, BRI, BTN, Mandiri di ATM Link sudah gratis. Lalu untuk tarik tunai bank non Himbara dikenakan biaya Rp 7.500, sedangkan untuk cek saldo tarifnya Rp 4.000.
Bank Mana yang Paling Dirugikan?
Analis Bareksa mencoba menelusuri terkait kebijakan biaya transfer apabila ditekan hingga gratis, dalam hal ini biaya transfer tergolong dalam pencatatan fee based income. Dalam hal ini, Bareksa mencoba untuk menganalisis tiga bank BUMN, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Grafik : Perbandingan Pendapatan Biaya Transfer & Laba Bersih di Kuartal I 2017 (Rp Miliar)
Sumber : Presentasi Perusahaan, diolah Bareksa
Dari ketiga bank BUMN, Bank Mandiri merupakan bank dengan pendapatan biaya transfer tertinggi yakni sebesar Rp 612 miliar dibandingkan bank lainnya. Meski begitu, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertinggi justru diraih oleh BBRI di mana mencatatkan laba Rp 6,64 triliun di kuartal I 2017. Keadaan tersebut membuat Bank Mandiri secara persentase merupakan yang terbesar ketergantungannya terhadap pendapatan fee biaya transfer dibandingkan bank lainnya.
Grafik : Persentase Kontribusi Biaya Transfer terhadap Laba Bersih (Q1’17)
Sumber : Presentasi Perusahaan, diolah Bareksa
Meski persentase kontribusi fee based income Bank Mandiri merupakan yang terbesar, namun apabila biaya transfer dihilangkan maka akan berdampak secara umum ke seluruh bank BUMN. Meski berdampak negatif, Bareksa melihat hal ini sebagai langkah Bank Sentral dalam mendorong transaksi uang digital sehingga diharapkan akan mengurangi perputaran jumlah uang beredar. Kondisi itu secara tidak langsung akan berdampak kepada penurunan angka inflasi.
Selain itu, kebijakan Bank Sentral yang saat ini sedang mengkaji besaran biaya untuk setiap isi ulang (top up) uang elektronik diharapkan mampu memberi kontribusi pendapatan terhadap Bank BUMN sebagai pengganti biaya transfer ATM yang akan ditekan. (Baca Juga : Isi Ulang E-Money dikenakan Fee Rp 2.000, Berapa Potensi Dana Terkumpul?)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.