BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Bank Dunia : Ekonomi Indonesia di 2017 Miliki Pijakan Kuat

Bareksa15 Juni 2017
Tags:
Bank Dunia : Ekonomi Indonesia di 2017 Miliki Pijakan Kuat
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Seskab Pramono Anung (kiri) memberikan keterangan pers terkait kebijakan pemotongan anggaran dalam APBN 2016 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 3 Agustus 2016. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Naiknya laju ekonomi didorong pulihnya konsumsi pemerintah dan melonjaknya nilai ekspor

Bareksa.com – Bank Dunia menyimpulkan bahwa perekonomian Indonesia pada tahun ini memiliki pijakan kuat karena dibantu oleh lingkungan global yang lebih mendukung dan kondisi fundamental dalam negeri yang membaik.

“Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia diproyeksikan naik dari 5,2 persen tahun ini menjadi 5,3 persen pada 2018,” demikian kesimpulan dari Laporan Triwulan Perkembangan Perekonomian Indonesia edisi Juni 2017 dari Bank Dunia, yang dipublikasi, Kamis, 15 Juni 2017.

Rodrigo A. Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia mengatakan Pertumbuhan PDB riil Indonesia naik 5 persen secara tahun ke tahun (YoY) pada triwulan I 2017. Angka itu sedikit mengencang dibandingkan 4,9 persen pada kuartal sebelumnya. Naiknya laju ekonomi karena didorong pulihnya konsumsi pemerintah dan melonjaknya nilai ekspor.

Promo Terbaru di Bareksa

“Sementara inflasi meningkat karena kenaikan tarif listrik, namun inflasi ini masih relatif rendah. Kebijakan moneter terus bersifat akomodatif,” ungkap Chaves dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Bank Dunia, kinerja fiskal Indonesia pada semester I 2017 menguat. Hal itu ditandai dengan peningkatan pendapatan dibandingkan tahun lalu serta kualitas pengeluaran lebih baik. Target penerimaan yang ditarget oleh pemerintah dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017 juga dinilai realistis. Sehingga mengurangi kebutuhan pemangkasan anggaran dalam jumlah besar, sebagaimana dilakukan pada 2016.

“Kenaikan peringkat kredit dari Standard & Poor baru-baru ini jelas menunjukkan adanya perbaikan pengelolaan dan kredibilitas fiskal negara ini,” ujar Chaves.

Chaves mengatakan peningkatan penilaian S&P adalah pengakuan signifikan atas kemajuan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia dalam memperbaiki pengelolaan dan kredibilitas fiskal. Selain itu harga komoditas juga memberi beberapa dukungan. Namun, Indonesia disarankan untuk terus mencapai kemajuan dalam reformasi struktural.

“Upaya untuk memperluas potensi ekonomi dan membuat negara ini mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas,” kata Chaves.

Hans Anand Beck, Acting Lead Economist untuk Bank Dunia di Indonesia menambahkan ketidakpastian kebijakan global seperti ancaman proteksionisme di beberapa negara berpotensi menghambat pemulihan perdagangan dunia. Pemulihan harga komoditas global yang terus berlanjut telah membantu meningkatkan penerimaan ekspor dan fiskal, namun harga, terutama batubara, diperkirakan akan menurun pada 2018.

“Pemerintah akan semakin menghadapi pilihan-pilihan sulit untuk menangani reformasi struktural yang penting namun mungkin tidak populer,” kata Beck.

Laporan Bank Dunia ini juga menunjukkan bagaimana pembatasan terhadap penanaman modal asing (PMA) merupakan hambatan bagi arus masuk PMA ke Indonesia. Sebab investasi asing langsung belum memberi kontribusi yang cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan sumberdaya manusia. “Karena itu, Pemerintah harus mengevaluasi ulang pembatasan, terutama bagi sektor-sektor yang tercantum di dalam daftar negatif investasi untuk mendorong lebih banyak masuknya PMA,” ujar Beck.

Selain Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB) juga memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen tahun ini dan 5,3 persen di 2018. Dalam RAPBN 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani memasang target pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,4 persen - 6,1 persen, dari target tahun ini sebesar 5,1 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.384,88

Up0,21%
Up4,05%
Up7,72%
Up8,08%
Up19,46%
Up38,34%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,38

Up0,14%
Up4,09%
Up7,18%
Up7,47%
Up3,23%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.084,98

Up0,55%
Up4,00%
Up7,61%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.853,59

Up0,53%
Up3,86%
Up7,19%
Up7,36%
Up17,82%
Up41,07%

Insight Renewable Energy Fund

2.287,69

Up0,82%
Up4,11%
Up7,35%
Up7,53%
Up19,98%
Up35,83%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua