Crossing Rp6,7 Triliun di Pasar Nego, Felda Closing Transaksi BWPT?

Bareksa • 18 Apr 2017

an image
Rajawali Group CEO Peter Sondakh (kiri) dan Group President & CEO Felda Global Ventures Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah dalam penandatanganan kerja sama. (Hanum K. Dewi/Bareksa)

Transaksi pembelian BWPT dilakukan oleh pihak asing dengan harga Rp576 per saham

Bareksa.com - Pada perdagangan hari ini, 18 April 2017 harga saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) menguat sebesar 2,7 persen menjadi Rp378 dari Rp368. Sebelumnya, BWPT sempat ditransaksikan hingga Rp394 atau menguat 7 persen. Di pasar reguler juga terjadi perpindahan tangan 2,9 juta lembar saham BWPT senilai Rp112 miliar hingga pukul 10.25 WIB.

Menariknya, transaksi saham BWPT justru ramai di pasar negosiasi dengan adanya transaksi tutup sendiri (crossing). Pembelian dilakukan oleh pihak asing hingga mencapai Rp6,7 triliun di harga Rp576 per lembar. Maybank Kim Eng Securities (ZP) tercatat sebagai pihak pembeli sebanyak 116,6 juta lot atau setara dengan 37 persen total saham beredar BWPT. Dan yang bertindak sebagai pihak penjual ialah Credit Suisse Sekuritas Indonesia (CS) dengan jumlah lot yang sama.

Sumber Bareksa mengatakan bahwa transaksi yang dilakukan pada hari ini berasal dari Felda (Malaysia), melalui broker asal negeri tetangga tersebut. Pada keterbukaan informasi disebutkan bahwa per akhir tahun 2016, kepemilikan saham BWPT dikuasai oleh Grup Rajawali, yang terdiri dari PT Rajawali Capital International Credit Suisse AG sebanyak 35,59 persen persen atau setara 112 juta lot dan PT Rajawali Capital International sebanyak 10,5 juta lot atau 33,49 persen.

Tabel: Pemegang Saham BWPT di Atas 5 Persen

Sumber: Laporan Keuangan Emiten

Bila kita menilik jumlah saham yang berpindah sebanyak 116,6 juta lot itu setara dengan 37 persen total kepemilikan di BWPT. Hal ini sejalan dengan rencana Grup Rajawali yang dimiliki oleh taipan Peter Sondakh untuk melepas kepemilikan emiten sawit itu kepada pihak Malaysia, yakni Grup Felda, dengan harga penawaran awal Rp765 per saham. Kesepakatan dua pihak pada pertengahan 2015 lalu akhirnya bisa terealisasi setelah uji kelayakan (due diligence) dan tawar-menawar harga yang cukup alot. (hm)