Bareksa.com – Masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki rumah sendiri bisa bernafas lega. Pasalnya, dalam waktu dekat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) bersama Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional atau disingkat Perum Perumnas, bakal merealisasikan kredit pemilikan rumah (KPR) mikro.
Kepastian tersebut disampaikan Direktur Utama BTN Maryono, Kamis, 9 Februari 2017. Maryono bilang, implementasi KPR mikro akan berlangsung di Semarang, Jawa Tengah.
“KPR mikro akan kami rilis di Semarang untuk menyasar masyarakat berpenghasilan rendah seperti pedagang, nelayan, dan petani,” terang Maryono.
Untuk mempercantik produk tersebut, Maryono pun siap memberikan bunga super murah dengan uang muka yang juga murah. Maryono memperkirakan, bunga KPR mikro berkisar 6 persen sampai 7 persen per tahun, dengan uang muka berkisar 10 persen dari harga rumah.
Maryono menambahkan, kisaran harga rumah untuk KPR mikro tersebut sebesar Rp50-75 juta per unit. “Karena unitnya banyak, kami perkirakan bisa membiayai hingga Rp300 miliar,” imbuh Maryono.
Sambil mematangkan rencana KPR mikro, BTN tidak lupa untuk menyukseskan program Sejuta Rumah. Tahun lalu, kata Maryono, BTN berhasil membiayai sekitar 600.000 rumah dan tahun ini dirinya optimis bisa membiayai hingga 700.000 rumah.
Tidak hanya itu, BTN juga ingin mewujudkan bunga murah single digit. “Tahun ini kami terus evaluasi dengan tetap melihat bunga dana. Tapi kami perkirakan akan turun 50 basis poin,” kata Maryono.
Sebagai informasi, tingkat bunga KPR BTN berdasarkan suku bunda dasar kredit (SBDK) berkisar 12,5 persen per 31 Desember 2016. Jika nantinya BTN menurunkan 50 basis poin, maka nantinya bunga KPR BTN akan menjadi 12 persen.
Laba Tertinggi Sejak 1998
Dukungan BTN untuk memangkas backlog atau ketersediaan rumah melalui berbagai program pemerintah, justru semakin menguatkan kinerja keuangannya. Tengok saja laporan bulanan BTN per 31 Desember 2016.
Pada periode itu, laba BTN menyentuh Rp2,48 triliun atau level tertinggi sejak BTN mencatat laba pada 2001, setalah sejak 1998 mencatat kerugian. Perolehan laba BTN pada 2016 naik 34,05 persen dari perolehan akhir 2015 Rp1,85 triliun.
Grafik: Perolehan Laba BTN Periode 2001-2016 (dalam miliaran Rupiah)
Sumber: Laporan Tahunan Perseroan
Maryono pernah menyampaikan, kinerja BTN tahun 2017 akan lebih baik dari 2016. Dari sisi kredit, BTN menargetkan pertumbuhan 20 persen dan menjaga level non performing loan (NPL) di bawah 3 persen. “Laba kami juga akan lebih baik dari perolehan tahun 2016,” ucapnya. (hm)