"Om Telolet Om" Klakson Bus Mendunia Vs Pengelola Bus Yang Merugi
Dua pengelola bus yang mencatatkan saham di BEI mengalami kerugian sepanjang Januari-September 2016
Dua pengelola bus yang mencatatkan saham di BEI mengalami kerugian sepanjang Januari-September 2016
Bareksa.com- Hastag "Om Telolet Om" mendadak mendunia setelah para Disc Jockey (DJ) papan atas seperti DJ Snake, DJ Zeed dan Marshmello turut mencuitkan hastag tersebut di twitter. Demam klakson bus telolat mulai viral di sosial media sejak munculnya video yang menangkap kebiasaan anak-anak di sekitar jalanan di Jepara yang meminta supir bus untuk membunyikan klaksonnya.
Demam telolet yang banyak diperbincangkan masyarakat ini justru berbanding terbalik dengan fakta yang dihadapi oleh para pengusaha bus. Banyak dari pengusaha bus saat ini yang justru mengalami kerugian.
Salah satunya PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) yang mengoperasikan bus dengan brand "Lorena". Dalam laporan tahunan yang dipublikasikan perusahaan tercatat perusahaan ini mengalami kerugian sejak tahun 2015. Dalam penjelasan laporan tersebut disebutkan bahwa penurunan terjadi seiring dengan meningkatnya persaingan. Selain persaingan antara sesama operator transportasi darat antar kota antar provinsi (AKAP), Lorena juga harus bersaing dengan moda transportasi penerbangan berbiaya murah dan kereta api.
Promo Terbaru di Bareksa
Sepanjang Januari-September 2016, Lorena juga kembali membukukan kerugian Rp20,8 miliar akibat pendapatan yang hanya mencapai Rp59,9 miliar --merosot 17 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Padahal beban langsung Lorena meningkat dua kali lipat menjadi Rp94 miliar karena melonjaknya biaya bahan bakar dan kenaikan upah pegawai. Tercatat beban upah pegawai naik menjadi Rp12 miliar dari sebelumnya hanya Rp5 miliar.
Grafik: Kinerja Keuangan PT Lorena Periode Januari - September 2014, 2015 & 2016
Sumber: Laporan Keuangan Lorena
Tak hanya Lorena, PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT) -- sebelumnya bernama Cipaganti--, juga bernasib serupa. Perusahaan jasa transportasi dan travel ini bahkan merugi hingga Rp94 miliar sepanjang Januari-September 2016. Pendapatan Citra Maharlika menyusut 49 persen dari yang sama sebelumnya menjadi Rp117 miliar.
Selain akibat persaingan, memburuknya keungan Citra Maharlika juga terjadi akibat kasus penipuan koperasi mitra usaha yang turut mengganggu operasional dari pengelolaan jasa travel ini.
Grafik: Kinerja Keuangan PT Citra Maharlika Periode Januari - September 2014, 2015 & 2016
Sumber: Laporan Keuangan Lorena
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.