Karyawan Percetakan Ini Ketagihan Investasi Saham, Bagaimana Kisahnya?
Jumi belajar hanya melalui artikel yang ada di salah satu harian nasional.
Jumi belajar hanya melalui artikel yang ada di salah satu harian nasional.
Bareksa.com - Anggapan investasi saham terlalu rumit untuk orang-orang biasa mungkin bisa langsung ditepis oleh Jumi. Pria yang bekerja sebagai karyawan percetakan ini membuktikan semua orang bisa berinvestasi saham dengan baik.
Jumi, ditemui di Bursa Efek Indonesia, Jumat 2 Desember 2016 mengungkapkan dirinya sudah mulai berinvestasi saham sejak tahun 2013.
“Saya pertama investasi saham itu di tahun 2013. Investasi saham ini saya mulai baca di artikel saja,” katanya kepada Bareksa.com.
Promo Terbaru di Bareksa
Ia melanjutkan, setelah tertarik akhirnya ia mulai mencari lebih lanjut mengenai saham. Ia belajar hanya melalui artikel smart money yang ada di salah satu harian nasional.
Selain itu, ia mengaku juga mulai membeli buku-buku mengenai saham di bursa buku murah. Dia juga mulai belajar ke teman-temannya dan membaca blog-blog saham yang ada.
Jumi mengatakan saham pertama yang dibelinya adalah saham milik PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Saat itu, menurutnya ia langsung meraup untung karena TLKM melakukan stock split.
“Waktu itu senangnya luar biasa pas untung,” ujarnya.
Walaupun demikian ia juga kerap gigit jari saat saham yang dimilikinya harus anjlok. Dan menurutnya itu sering sekali terjadi, bahkan hampir setiap hari.
Berkaitan dengan jumlah uang yang diinvestasikan untuk saham, Jumi tidak ingin membeberkan secara pasti. Akan tetapi, dia rutin menyisihkan gajinya untuk ditaruh ke dalam saham sehingga bisa berpotensi untuk mendapatkan untung.
Keuntungan paling besar menurutnya pernah didapat hingga Rp10 juta. Saat itu ia memegang saham PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR). Menurutnya saat itu saham MCOR naik hingga 42 persen dalam waktu beberapa minggu saja.
Adapun uang yang didapat dari keuntungan menjual saham yang sudah naik biasanya kembali diinvestasikan lagi. Oleh sebab itu, modalnya untuk berinvestasi saham akan terus membesar seiring dengan potensi keuntungannya lagi.
Jumi juga memberikan saran kepada para investor pemula. Ia mengatakan bagi mereka yang baru belajar sebaiknya membeli saham yang masuk ke dalam salah satu indeks pemeringkat.
“Saya sarankan untuk pertama masuk ke saham yang ada di pemeringkat seperti LQ45 dan Kompas 100,” katanya.
Selain itu ia juga menyarankan agar para investor tidak terlalu buru-buru dalam mengambil keputusan terutama dalam posisi rugi. Ia menuturkan sebaiknya melakukan penjualan saat sudah mendapatkan untung.
Ia mengatakan dirinya selalu update dengan situasi pasar setiap hari. Sebelum mulai bekerja pada sore hari, Jumi selalu menyempatkan untuk membaca berita ekonomi di siang hari. Jumi juga menyarankan kepada para investor untuk berjalan pelan-pelan.
“Saya juga memulai membeli satu atau dua lot saja. Tidak usah langsung banyak,” katanya.
Jumi mengatakan pada tahun 2013 ia merupakan satu-satunya orang yang berinvestasi saham di kantornya. Namun, saat ini hampir seluruh pekerja di kantornya sudah mempunyai rekening saham mengikuti dirinya. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.