Bagaimana Prospek Pasar Obligasi pada 2020?
Faktor global dan domestik bisa menjadi penggerak pasar obligasi pemerintah dan korporasi pada 2020
Faktor global dan domestik bisa menjadi penggerak pasar obligasi pemerintah dan korporasi pada 2020
Bareksa.com - Setelah melalui tahun yang gemilang pada 2019, pasar obligasi diperkirakan akan kembali berkembang pada 2020. Sejumlah faktor, baik dari global maupun domestik, dipercaya bisa memberikan dorongan bagi pergerakan pasar obligasi pemerintah dan korporasi sepanjang tahun ini.
Menurut Tinjauan Pasar Surat Utang rilisan Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) alias Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), yang diterima Bareksa 8 Januari 2019, faktor global yang bisa menggerakkan pasar obligasi di antaranya isu seputar perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, atau AS dengan negara lainnya. Selain itu, kelanjutan proses Brexit hingga bayang-bayang perlambatan ekonomi global juga bisa menjadi sentimen.
"Meskipun demikian, faktor fundamental ekonomi domestik yang cukup kuat, serta langkah pre-emptive yang kemungkinan akan terus dilakukan Bank Indonesia, diharapkan mampu menopang perekonomian Indonesia sehingga turut menjadi sentimen positif untuk pasar obligasi dalam negeri," tulis Tim Riset dan Informasi Pasar PHEI dalam laporan tersebut.
Promo Terbaru di Bareksa
Peluang perkembangan pasar surat utang Indonesia juga masih terbuka pada 2020, setelah pemerintah menerbitkan surat berharga negara (SBN) gross Rp903,36 triliun pada 2019. Dari jumlah itu, sebanyak Rp458,27 triliun merupakan net issuance.
Pemerintah melalui DJPPR Kemenkeu berencana akan menerbitkan Surat Berharga Negara sebesar Rp735,52 triliun secara bruto, dan Rp389,3 triliun neto di tahun 2020. Penerbitan itu menyesuaikan dengan asumsi defisit 1,76 persen terhadap PDB pada RAPBN 2020 yang senilai Rp307,2 triliun.
Pemerintah juga akan melanjutkan inovasi penjualan SBN ritel secara online yang telah dimulai pada pertengahan 2018 untuk meningkatkan peran investor domestik, khususnya ritel dalam upaya pengembangan dan pendalaman pasar keuangan. Namun, pemerintah mempertimbangkan penerbitan SBN ritel hanya 6-8 kali pada 2020, atau lebih sedikit dibandingkan frekuensi penerbitan di 2019 yang mencapai 10 kali.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman mengatakan penerbitan SBN ritel tahun depan ditargetkan sekitar Rp40 triliun hingga 60 triliun atau lebih kecil dari target yang dipatok pada tahun 2019 yaitu Rp60 triliun sampai Rp80 triliun. Sepanjang 2019, pemerintah hanya mampu mengumpulkan Rp49,89 triliun dari penerbitan SBN ritel.
Adapu penerbitan obligasi korporasi pada tahun 2020 diprediksi masih akan berlangsung semarak. Selain terpicu dari tren penurunan yield obligasi di pasar sekunder, masih tingginya kebutuhan pendanaan korporasi untuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur bisa menjadi potensi penerbitan obligasi korporasi baru tahun depan.
Kemudian, besarnya potensi refinancing (pembiayaan kembali) perusahaan yang tercermin dari peningkatan nilai obligasi yang akan jatuh tempo tahun 2020 sebesar Rp104 triliun, diperkirakan menjadi pemicu peningkatan penerbitan obligasi korporasi tahun depan.
"Sehingga, dengan asumsi nilai penerbitan obligasi yang berkisar antara 1,5 kali sampai 1,6 kali dari obligasi yang jatuh tempo, penerbitan obligasi korporasi di tahun 2020 diperkirakan akan berada pada kisaran Rp155 triliun hingga Rp170 triliun," tulis riset tersebut.
Sebelumnya, penerbitan obligasi korporasi sampai dengan akhir tahun 2019 juga mengalami peningkatan. Tercatat 275 seri baru (termasuk EBA) diterbitkan dengan total nilai issuance Rp126,51 triliun atau meningkat 11,32 persen.
***
Ingin berinvestasi sekaligus bantu negara?
Surat Berharga Negara ritel hanya bisa dipesan selama masa penawaran. Belum memiliki akun Bareksa tetapi ingin berinvestasi SBN di seri berikutnya? Segera daftar di sbn.bareksa.com sekarang, gratis hanya dengan menyiapkan KTP dan NPWP. Baca panduannya di sini.
Bagi yang sudah pernah membeli SBR atau Sukuk di Bareksa sebelumnya, Anda bisa menggunakan akun di sbn.bareksa.com untuk memesan SBN seri berikutnya.
Bila sudah memiliki akun Bareksa untuk reksadana sebelumnya, segera lengkapi data Anda berupa NPWP dan rekening bank yang dimiliki.
Kalau belum punya NPWP, tapi mau beli SBN? Kita juga bisa meminjam NPWP punya orang tua atau suami.
PT Bareksa Portal Investasi atau bareksa.com adalah mitra distribusi resmi Kementerian Keuangan untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ritel secara online. Selain proses registrasi dan transaksi sangat cepat dan mudah, Anda juga dapat memantau investasi Anda dari mana saja dan kapan saja.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.