Ini Alasan Intiland Tunda Reklamasi dan Pembangunan Apartemen Regatta 3
“Kita berharap Regatta 2 bisa selesai dan terjual seluruhnya di kuartal III 2017," katanya.
“Kita berharap Regatta 2 bisa selesai dan terjual seluruhnya di kuartal III 2017," katanya.
Bareksa.com - Pengembang properti PT Intiland Development Tbk (DILD) menyebutkan sejumlah alasan untuk tidak terburu-buru mewujudkan rencana pengembangan yang sudah dibuat oleh perseroan. Dua proyek besar yang masih ditunda adalah pengembangan kawasan pulau buatan di utara Ibukota dan apartemen mewah di Pluit, Jakarta Utara.
Wakil Presiden Direktur Intiland, Suhendro Prabowo, mengungkapkan pihaknya belum akan melanjutkan pembangunan reklamasi yang konsesinya didapatkan di Pulau H. Intiland memilih menunggu persoalan reklamasi ini diputuskan lebih lanjut oleh pemerintah. (Baca juga: Dari Proyek Reklamasi, Intiland Bisa Meraup Sedikitnya Rp18 Triliun?)
“Kebijakan kami menunggu keputusan pemerintah saja. Begitu sudah firm baru kami lanjutkan. Kalau saat ini masih ada yang kurang nyaman dengan reklamasi,” katanya ditemui di Anyer, Banten, 11 November 2016.
Promo Terbaru di Bareksa
Intiland sendiri, melalui anak usahanya PT Taman Harapan Indah (THI), sudah mendapatkan Izin Prinsip yang memperbolehkan perseroan melakukan pengurukan untuk pulau H. Saat ini, Intiland menurut Suhendro masih fokus memasarkan apartemen Regatta 2 milik perseroan yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara.
Perseroan sedang menyelesaikan pembangungan tahap kedua dari tiga tahap yang direncanakan. Perseroan pun menurutnya telah berhasil menjual 60 persen dari total 558 unit yang dijual di gedung tersebut.
Proyek hunian terpadu Regatta menempati lahan seluas 11 hektare di kawasan Pantai Mutiara ini merupakan kawasan mewah dengan perencanaan pembangunan 10 menara apartemen, satu hotel bintang lima, dan fasilitas taman air yang mengadopsi tema kelautan.
Proyek yang dimulai sejak 2006 lalu itu, direncanakan akan selesai dalam tiga tahap. Tahap pertama, telah dibangun empat menara apartemen mewah dengan total 368 unit, di atas lahan seluas 2 hektare. Sementara tahap kedua ini telah memanfaatkan lahan seluas seluas 1,5 hektare.
Harga apartemen yang menghadap langsung ke laut ini dibanderol Rp30-42 juta per meter perseginya. Sebagai pilihan, perseroan menyiapkan dua tipe yakni tipe 90 dengan dua kamar dan tipe 150 dengan 3 kamar.
Perseroan rencananya juga akan membangun apartemen Regatta 3. Namun, pembangunan belum akan dimulai dalam waktu dekat. “Kami menunggu marketing sales dari Regatta 2 mendekati 100 persen,” katanya.
Marketing Manager Regatta, David Lelij, mengatakan bahwa dalam dua tahun belakangan merupakan 'kiamat' bagi sektor properti. Pasalnya daya beli masyarakat sangat rendah karena perlambatan ekonomi.
“Kami berharap Regatta 2 bisa selesai dan terjual seluruhnya di kuartal ketiga 2017. Setelah itu, baru kami akan mulai pembangunan Regatta 3,” ujarnya.
Ia berharap efek tax amnesty bisa terasa di tahun 2017, karena pemodal bisa menginvestasikan dana mereka di sektor properti. Ia mengatakan, target marketing sales Regatta 2 dan 3 mencapai Rp2,1 triliun.
Corporate Secretary DILD, Theresia Rustandi, mengatakan bahwa perseroan juga akan memiliki tiga proyek baru di tahun 2017. Dua dari proyek baru ini akan berlokasi di Jakarta sedangkan satu lainnya akan dibangun di Surabaya.
“Detailnya belum bisa kita disclose, yang kelas ini proyek baru bukan pengembangan dari proyek yang sudah ada saat ini,” katanya.
Selain itu Intiland juga mengandalkan penjualan dari proyek pergudangan mereka di dekat bandara, Aeropolis. Pasalnya, gudang yang dibangun perseroan sangat menarik investor karena lokasinya dekat dengan bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Jawa Barat.
“Kita sangat dekat dengan bandara selain itu gudang kita bisa dibeli dan harganya masih bersaing,” katanya.
Saat ini perseroan sudah menguasai tanah seluas 350 hektare untuk proyek pergudangan itu. Adapun, pembangunan tahap pertamanya baru mencapai 35 hektare, atau 10 persen.
Aeropolis sendiri pada kuartal ketiga 2016 menyumbang marketing sales sebesar Rp146 miliar, atau 10,4 persen dari total yang dibukukan perseroan. (Baca juga: Intiland Berharap Penuhi Target Marketing Sales Dari Kawasan Industri) (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.