Trump Jadi Presiden AS, IHSG Anjlok 1,26%

Bareksa • 09 Nov 2016

an image
U.S. presidential hopeful Donald Trump (R) stands with Setya Novanto, Speaker of the House of Representatives of Indonesia, following a press availability after signing a pledge with the Republican National Committee (RNC) at Trump Tower in Manhattan, New York September 3, 2015. REUTERS/Lucas Jackson

Trump dianggap memiliki kebijakan yang dapat memperlambat ekonomi AS

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun menyambut kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum presiden US yang dikhawatirkan membawa ketidakpastian.
Pada saat yang sama, rupiah juga terlihat sedikit terdepreasi dengan adanya sentimen ini.

IHSG turun 1,26 persen menjadi 5.401,97 pada pukul 14:54 WIB dan sempat menyentuh level terendah intraday 5.345. Padahal, IHSG tadi pagi sempat naik hingga ke level 5.478. Meskipun demikian investor asing masih tercatat melakukan beli bersih Rp242,4 miliar.

Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah sedikit terdepresiasi terhadap dolar AS hingga menyentuh Rp13.110 per dolar pada pukul 15:07 WIB. Pada pembukaan pukul 8:00 pagi hari, rupiah masih berada di Rp13.059 per dolar AS.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai bahwa pergerakan pasar modal Indonesia hari ini sangat terpengaruh dengan kondisi politik di Amerika yang membawa kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi yang tidak populer. Salah satu yang dikhawatirkan dari Trump adalah kebijakan pajak yang turun sehingga bisa membahayakan keuangan negeri Paman Sam tersebut.

Grafik: Pergerakan IHSG Intraday 10 November 2016

Sumber: Bareksa.com

"Hasil pemilu ini di luar ekspektasi. IHSG pada awal pekan sempat naik tetapi hari ini terpukul turun akibat sentimen dari AS tersebut. Kemenangan Trump memiliki sejumlah risiko yang dianggap bisa memperlambat ekonomi AS," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.

Reuters melaporkan bahwa kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump semakin mendekati kemenangan untuk menuju White House karena jumlah suara yang besar dari Florida dan Ohio. Hasil perhitungan langsung mencatat Trump memiliki 266 electoral votes dari total 270 yang diperlukan untuk menang. Sementara itu, Hillary Clinton dari Partai Demokrat hanya memiliki 218 electoral votes.

Hal ini membawa kejutan sehingga sejumlah indeks global melemah. Indeks S&P 500 futures pada Selasa (9 November 2016) malam turun 5 persen, menyentuh batas persentase penurunan tertinggi dalam sehari. Saham-saham dalam indeks tersebut tidak dapat diperdagangkan lebih murah lagi sampai pembukaan sesi pada Rabu pagi.

Selain itu, Trump dianggap juga anti terhadap asing seperti China dan Mexico yang dianggap sebagai penghambatnya. Bahkan, Trump sempat menyebutkan rencana untuk membuat benteng antara Mexico dan AS yang dinilai bisa memperlampat ekonomi AS.

Meskipun demikian, Hans mengatakan bahwa efek Trump terhadap pasar modal Indonesia ini hanya sementara, hanya hitungan hari. "Wajar asing keluar dulu dari aset berisiko termasuk Indonesia. Namun, kita tidak perlu panik karena ini hanya temporary," jelasnya.