Kinerja Perbankan Semester I: Bermasalah Dengan Kredit Bermasalah
OJK meminta bank menyediakan dana pencadangan yang cukup
OJK meminta bank menyediakan dana pencadangan yang cukup
Bareksa.com - Industri perbankan tanah air belum pulih dari tekanan perlambatan ekonomi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perbankan masih berjuang memperbaiki kredit bermasalah (non performing loan/NPL) sambil meraba-raba potensi baru sebagai pendorong catatan keuangan.
Gambaran kinerja perbankan bisa terlihat dari pencapaian 10 bank beraset jumbo. Salah satunya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Laba Bank Mandiri turun 28,7 persen dari Rp9,92 triliun menjadi Rp7,08 triliun yang disebabkan meningkatnya biaya pencadangan dari Rp4 triliun menjadi Rp9,9 triliun sebagai antisipasi risiko peningkatan NPL.
Pada periode ini, NPL gross Bank Mandiri naik dari 2,43 persen menjadi 3,86 persen sementara NPL nett dari 1,01 persen menjadi 1,53 persen.
Promo Terbaru di Bareksa
Peningkatan rasio NPL juga dialami PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Meski laba naik 12,1 persen dari Rp8,5 triliun menjadi Rp9,6 triliun, NPL gross BBCA pun naik dari 0,7 persen menjadi 1,4 persen. Direktur BCA Rudy Susanto memprediksi, NPL masih akan naik, khususnya menjelang periode akhir tahun.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebagai bank beraset jumbo nomor empat, ikut merasakan dampak naiknya NPL. Perlu dicatat, sebagian besar NPL BBNI berasal dari satu debitur yakni PT Trikomsel Tbk (TRIO) yang menunggak utang hingga Rp1,3 triliun. Kontribusi Trikomsel membuat NPL gross BBNI mencapai 3 persen.
Untung saja, seperti BCA, BNI juga punya catatan keuntungan yang baik dengan pertumbuhan 79,9 persen dari Rp2,43 triliun menjadi Rp4,43 triliun. Sumbangan laba BNI terutama karena berhasil menekan biaya dana alias cost of fund dari 3,2 persen pada Juni 2015 menjadi 3,1 persen.
Lain lagi PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Hingga Juni 2016, NPL gross bank asal Malaysia ini turun dari 4,28 persen menjadi 3,9 persen. Tapi, NPL nett justru naik dari 1,66 persen menjadi 1,93 persen. Untung saja, laba bersih CIMB Niaga melonjak hingga 318,2 persen dari Rp176 miliar menjadi Rp736 miliar.
Secara berurut PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) serta PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) mengalami hal serupa. Danamon yang punya laba naik 38 persen dari Rp1,25 triliun menjadi Rp1,73 triliun juga mengalami kenaikan NPL dari 2,9 persen menjadi 3,3 persen.
Lalu, Bank Panin punya catatan NPL gross naik dari 1,79 persen menjadi 2,7 persen. Bank Permata menjadi penyumbang NPL terbesar dari grup 10 bank beraset besar dengan catatan 4,59 persen dari posisi NPL akhir Juni 2015 2,15 persen. Sementara Maybank Indonesia punya NPL 3,68 persen dari 3,48 persen.
Pada posisi terakhir, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk jadi satu-satunya yang berhasil menurunkan NPL. NPL gross bank spesialis kredit perumahan ini sebelumnya 4,01 persen dan turun menjadi 3,42 persen.
Dari 10 bank beraset besar ini, hanya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) saja yang belum memaparkan kinerjanya hingga Juni. Namun sebagai gambaran, hingga Maret 2016 NPL BRI naik dari 2,17 persen menjadi 2,22 persen.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad pun memerintahkan para bankir berkomitmen menekan NPL. Salah satunya dengan menyiapkan pencadangan yang cukup, agar nantinya bisa menutupi risiko yang akan muncul mendatang.
Hingga Mei 2016, OJK mencatat total NPL perbankan secara industri mencapai 3,1 persen. Dia pun meyakini, akhir tahun ini bisa kembali di bawah 3 persen. "Pengawasan secara intensif terus kami lakukan," ujar Muliaman.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, akan menyiapkan biaya pencadangan hingga Rp18 triliun sampai akhir tahun ini dari posisi tahun lalu Rp11 triliun. Melalui pencadangan itu, Kartika berharap, NPL Bank Mandiri pada tahun depan akan terus menyusut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.379,53 | 1,02% | 5,18% | 7,30% | 8,82% | 19,45% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.089,71 | 0,44% | 5,40% | 6,62% | 7,08% | 2,64% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.837,78 | 0,53% | 3,93% | 6,27% | 7,42% | 17,19% | 40,03% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,16 | 0,66% | 3,97% | 6,64% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.257,46 | 0,72% | 3,68% | 5,94% | 6,95% | 19,66% | 35,50% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.