MARKET FLASH: Kemenkeu Mau Pagu Defisit Naik Jadi 2,48% PDB, Rating INDY Ambrol
Indosat kurangi porsi obligasi dolar; Acset lakukan right issue
Indosat kurangi porsi obligasi dolar; Acset lakukan right issue
Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.
APBN 2016
Per Mei 2016, defisit anggaran telah mencapai Rp199,5 triliun atau 1,57% PDB. Oleh karena itu Kementerian Keuangan mengusulkan penambahan defisit anggaran menjadi Rp313,3 triliun atau 2,48% PDB, naik dari sebelumnya hanya 2,15 persen PDB.
Promo Terbaru di Bareksa
Sepanjang Januari-Mei 2016 pendapatan yang diterima negara baru mencapai Rp492,1 triliun atau hanya 27% dari pagu hingga akhir tahun. Padahal di periode yang sama belanja negara telah mencapai Rp697,6 triliun atau 33% dari pagu.
Pemerintah masih berharap ada penerimaan pajak dari berlakunya Tax Amnesty jika disetujui oleh DPR.
PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT)
Indosat berencana menerbitkan obligasi untuk mengurangi porsi utang denominasi dolar Amerika menjadi hanya 10% tahun ini dari 24% tahun lalu.
Indosat masih memiliki opsi menerbitkan obligasi dari sisa penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi I senilai Rp3,5 triliun sehingga tidak perlu lagi meminta persetujuan pemegang saham. Rencananya Indosat akan menerbitkan obligasi di semester II-2016.
PT Indika Energy Tbk (INDY)
Lembaga pemeringkat internasional, Fitch menurunkan peringkat utang Indika ke level CCC dari sebelumnya B akibat meningkatnya porsi obligasi jangka pendek sementara penerimaan pendapatan dari anak usaha melemah. Hal ini berpotensi membuat arus kas Indika negatif di tahun ini. Selain itu Fitch juga melihat ketidakpastian bagaimana di tahun 2018 nanti Indika dapat melakukan pembayaran obligasi yang akan jatuh tempo.
Indika memperoleh pendapatan dari dividen yang diberikan anak usaha PT Kideco Jaya Agung. Sementara itu tahun ini dan tahun depan diperkirakan laba bersih yang diperoleh kideco akan menyusut karena Fitch memproyeksi produksi batubara Kideco akan melemah menjadi hanya 33 juta ton tahun ini dibanding 39 juta ton di tahun sebelumnya. Fitch juga belum melihat indikator yang menunjukan pemulihan di pasar komoditas yang akan menaikkan harga batubara.
PT Acset Indonusa Tbk (ACST)
Anak usaha grup Astra, Acset akan menawarkan saham baru melalui mekanisme right issue. Rencananya Acset akan menerbitkan 200 juta saham baru yang setara dengan 28,57% kepemilikan.
Perusahaan yang diakuisisi oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) pada januari 2015 lalu ini menargetkan capaian dana hingga Rp600 miliar. Setiap pemegang 5 saham lama berhak atas 2 right yang bisa ditukar ke harga saham baru Acset Rp3.000 per lembar. Cum right untuk proses ini di tanggal 13 Juni 2016. Pembeli siaga dalam proses ini adalah PT Karya Supra Perkasa --anak usaha UNTR--.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.