MARKET FLASH: Pemerintah Pangkas Belanja; TLKM Siapkan US$25 Juta untuk Start Up
HM Sampoerna berencana lakukan stock split 1:25
HM Sampoerna berencana lakukan stock split 1:25
Bareksa.com - Berikut sejumlah berita korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional dan keterbukaan informasi publik:
Pemerintah Pangkas Belanja Negara
Pemerintah dalam rapat paripurna kabinet merevisi sejumlah asumsi makro ekonomi di antaranya, laju inflasi diturunkan dari 4,7 persen menjadi 4 persen, kurs rupiah berubah dari Rp13.900 per dolar AS menjadi Rp13.400, dan harga minyak turun dari US$50 per barel menjadi US$35 per barel. Adapun defisit anggaran melebar dari 2,15 persen menjadi 2,5 persen atau bertambah Rp40 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Penerimaan negara yang diprediksi rendah memaksa pemerintah untuk melakukan efisiensi dengan memangkas belanja negara. Belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) akan diturunkan sebesar Rp45,5 triliun, yaitu dari Rp784 triliun menjadi Rp738 triliun. Tapi, belanja non K/L justru diperkirakan naik Rp9,6 triliun. Dengan demikian penghematan belanja yang bisa dilakukan pemerintah tahun ini setidaknya mencapai Rp50,6 triliun.
PT PP Tbk (PTPP)
PTPP berhasil mengantongi kontrak baru hingga akhir Maret sebesar Rp4,17 triliun atau naik 60 persen dari target yang ditetapkan perusahaan sebesar Rp2,6 triliun. Hal tersebut didukung perolehan kontrak pembangunan Gedung BNI 46 Jakarta senilai Rp790,5 miliar.
Kontrak baru perseroan senilai Rp4,17 triliun, mencakup 13,5 persen dari total target tahun ini Rp31 triliun. Hingga akhir Maret 2016 total order book perseroan mencapai Rp43,2 triliun termasuk kontrak yang dibawa dari tahun lalu (carry over) senilai Rp39 triliun.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
TLKM melalui PT Metra Digital Inovasi atai MDI Ventures siap menyuntikan dana sebesar US$25 juta kepada sejumlah perusahaan rintisan (start up) di Indonesia tahun ini. Seiring dengan hal tersebut, perusahaan modal ventura ini segera beroperasi penuh di pusat industri teknologi informasi (TI) tersohor dunia, Silicon Valley, Amerika Serikat.
Sesuai rencana, MDI Ventures akan fokus ke beberapa sektor di industri digital seperti, digital advertising, payment solutions, cloud computing, big data, media services, digital life, mobile apps, e-Commerce, forms of future communications, dan internet of things. Beberapa start up sudah menjadi portofolio dari MDI Ventures seperti Ematic dan Yesboss.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
HMSP berniat memecah nilai nominal saham atau stock split. Jumlah saham HMSP akan bertambah dengan harga yang lebih terjangkau. Pemilik HMSP akan memutuskannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) pada 27 April mendatang. Ike Andriani, Sekertaris Perusahaan HMSP menyebut rasio stock split tersebut sebesar 1:25.
Pasca stock split, saham HMSP yang per Kamis, 7 April 2016 di Rp99.500 per saham, nantinya akan ditransaksikan pada harga Rp3.980 per saham. Alhasil, jumlah saham HMSP akan bertambah 25 kali lipat dari saat ini. HMSP menganggap stock split sejalan dengan himbauan BEI agar harga saham lebih terjangkau oleh investor ritel.
PT PP Properti Tbk (PPRO)
PPRO berencana untuk menggunakan sisa dana hasil penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp240 miliar untuk membangun pusat perbelanjaan di Bekasi dan Surabaya. Direktur keuangan perseroan Indaryanto mengatakan pusat perbelanjaan yang akan dibangun akan terintegrasi dengan bangunan apartemen. Adapun lokasi proyek memang terletak di proyek superblok yang saat ini sedang dikembangkan perseroan.
PPRO akan membangun pusat perbelanjaan dengan area sewa masing-masing seluas 20.000 meter persegi di Grand Kamala Lagoon (GKL), Bekasi, dan 25.000 meter persegi di Grand Sungkono Lagoon (GSL), Surabaya. Kedua pusat perbelanjaan ini ditargetkan rampung pada paruh pertama 2017.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.