BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

MARKET FLASH: BEI Cabut Aturan Batas Bawah Auto Rejection 10%

Bareksa19 Januari 2016
Tags:
MARKET FLASH: BEI Cabut Aturan Batas Bawah Auto Rejection 10%
Suasana acara pembukaan perdagangan saham oleh Wapres Boediono di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (Antarafoto/Andika Wahyu)

Presdir Freeport Indonesia mundur dari jabatan; SSIA luncurkan fasilitas pergudangan di Karawang Timur.

Bareksa.com - Berikut sejumlah berita terkait korporasi dan pasar modal yang dirangkum dari surat kabar nasional:

Divestasi Freeport Indonesia

Pemerintah akan menunjuk konsultan independen untuk menghitung harga wajar 10,64 persen saham divestasi PT Freeport Indonesia. Hasil penghitungan konsultan independen itu akan digunakan antara lain sebagai pembanding terhadap penghitungan Tim Divestasi Saham Freeport yang terdiri atas Kementerian Keuangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sekretaris Kabinet, dan Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKP).

Promo Terbaru di Bareksa

Sementara itu, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin mengundurkan diri. Dalam memo yang ditujukan kepada seluruh karyawan Freeport Indonesia, Senin 18 Januari 2016, Maroef menyampaikan pesan bahwa kontrak kerjanya sebagai Presiden Direktur Freeport Indonesia sudah berakhir dan dirinya sudah mendapat tawaran perpanjangan kontrak.

Aturan Auto Rejection

Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana mencabut aturan batasan bawah auto rejection 10 persen dan mengembalikan ke aturan semula. Batas bawah auto rejection yang ada saat ini berlaku untuk semua kategori harga sejak Agustus 2015. Lalu, otoritas bursa juga akan mengeluarkan banyak aturan dan produk baru untuk meningkatkan transaksi di bursa saham.

Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, mengatakan tahun ini akan banyak aturan baru untuk meramaikan transaksi bursa. Salah satunya lewat peluncuran produk derivatif LQ45 Index, yang bertujuan untuk melindungi nilai transaksi investor di pasar reguler.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)

SSIA melalui anak usahanya PT SLP Surya Ticon Modern telah meluncurkan fasilitas pergudangan modern tahap kedua sekaligus mencanangkan pembangunan pabik siap pakai di Karawang Timur, Jawa Barat. Fasilitas pergudangan modern tahap kedua ini berlokasi sama dengan tahap pertama, yakni di Suryacipta Technopark, bagian dari Kawasan Industri Suryacipta.

SLP menjadi perusahaan pertama yang menyediakan fasilitas pergudangan modern dengan kualitas berstandar internasional di Indonesia. Total luas lahan SLP di Suryacipta Technopark mencapai 22 hektare. Kawasan ini akan dikembangkan untuk pergudangan dan pabrik siap pakai dengan luas bangunan total mencapai 150.000 m2 dan total investasi di luar tanah senilai Rp200 miliar.

PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR)

LPKR berencana emisi surat utang tidak dijamin sekitar US$100 juta dan memperpanjang jatuh tempo surat utang senilai US$250 juta dari 2019 menjadi 2023. Informasi tersebut terungkap dalam keterangan resmi dari lembaga pemeringkat Standard & Poor’s Rating Services, Senin 18 Januari 2016. Dana tersebut akan digunakan untuk sebagian pembangunan rumah sakit dan beragam keperluan umum tahun ini.

S&P menilai rencana penambahan emisi obligasi dan perpanjangan jatuh tempo surat utang tersebut tidak mempengaruhi peringkat perseroan yang saat ini ditetapkan BB-. Kenaikan utang yang diajukan dinilai sesuai dengan ekspektasi S&P terhadap LPKR. S&P mengestimasi rasio utang terhadap EBITDA akan tetap di bawah 5,0 kali pada tahun ini dan tahun depan kendati ada tambahan utang.

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST)

BEST menargetkan marketing sales atau pra penjualan lahan industri tahun ini naik 38-66 persen dibanding realisasi tahun 2015 seluas 18 ha senilai Rp 390 miliar. Asa Siahaan, Sekretaris Perusahaan BEST, mengatakan, target marketing sales lahan industri tahun ini seluas 25-30 hektare (ha).

Harga jual tahun ini sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per meter persegi. Dia menyatakan, harga jual lahan di kawasan industri MM2100 Cibitung tahun ini akan tumbuh rata-rata 10 persen dibanding harga rata-rata tahun lalu. Kenaikan harga tertinggi akan terjadi di lokasi strategis. Tahun lalu, BEST masih bisa mencapai target pra penjualan lahan yang dipatok antara sekitar 15 ha-20 ha.

PT Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR)

MCOR kembali memproses penerbitkan saham baru maksimal 11,26 miliar saham di harga Rp100 per saham, atau total Rp 1,13 triliun. Perseroan bermaksud meminta persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 24 Februari 2016. Manajemen menargetkan, rights issue efektif pada 31 Maret 2016.

Sehubungan rencana rights issue ini, Johnny Wiraatmadja sebagai pemegang saham pengendali MCOR dan China Construction Bank Corporation telah meneken sales and purchase agreement in respect of certain rights, option shares and warrants (CSPA). Mengacu CSPA itu, Johnny berjanji menyerahkan HMETD kepada CCB dan menjamin bank itu memperoleh saham baru, sehingga akan menguasai tak kurang dari 51 persen jumlah modal yang ditempatkan dan disetor pasca rights issue.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.380,2

Up1,09%
Up5,00%
Up7,35%
Up8,50%
Up19,34%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.090,33

Up0,49%
Up5,21%
Up6,68%
Up7,14%
Up2,71%
-

Capital Fixed Income Fund

1.838,73

Up0,53%
Up3,93%
Up6,33%
Up7,43%
Up17,20%
Up39,76%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,71

Up0,66%
Up3,97%
Up6,69%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.259,31

Up0,74%
Up3,72%
Up6,02%
Up7,00%
Up19,69%
Up35,52%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua