Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Indofarma sempat naik 32,5 persen dalam satu hari sedangkan hari ini Kalbe Farma anjlok 5,56 persen
Indofarma sempat naik 32,5 persen dalam satu hari sedangkan hari ini Kalbe Farma anjlok 5,56 persen
Bareksa.com – Dalam dua hari terakhir saham emiten farmasi bergerak cukup aktif. Minggu lalu harga saham emiten farmasi milik pemerintah, yaitu PT Indofarma Tbk (INAF) sempat melompat 32,5 persen pada 15 Januari 2015 sebelum akhirnya harus terkoreksi 4,25 persen menjadi Rp 203 pada penutupan perdagangan hari ini (Senin, 18 Januari 2016).
Padahal, perusahaan farmasi swasta, seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dalam tiga hari perdagangan berturut-turut justru membukukan return negatif, dan pada penutupan perdagangan hari ini anjlok lagi 5,56 persen.
Apa pemicunya?
Kementerian BUMN dikabarkan segera merealisasikan pembentukan induk usaha (holding company). Deputi Kementerian BUMN Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Aloysius K. Ro menyebutkan ada tujuh holding company yang akan dibentuk. Salah satunya di sektor farmasi yang melibatkan PT Kimia Farma, PT IndoFarma dan PT Bio Farma.
Isu pembentukan holding company BUMN farmasi sebetulnya telah lama bergaung bahkan sejak dari zaman Presiden Megawati Soekarnoputri. Namun hingga saat ini belum juga terealisasi. Hanya induk usaha pertambangan yang ditargetkan selesai pada akhir 2016. Sisanya masih belum dapat dipastikan meskipun telah masuk ke dalam "RoadMap" BUMN 2015 – 2019.
Selain isu pembentukan induk usaha, upaya intervensi harga obat oleh pemerintah juga memicu volatitas pada emiten farmasi belakangan ini. Pada Desember 2015 lalu, pemerintah menyatakan sedang berupaya untuk menurunkan harga obat-obatan yang kini dianggap masih memberatkan masyarakat. (Baca juga: Pemerintah Dorong Penurunan Harga Obat, Saham Farmasi Terjun Bebas)
Grafik: Pergerakan Saham INAF, KAEF dan KLBF
Sumber: Bareksa.com
Namun, salah satu broker asing, Nomura, mengutarakan bahwa sentimen negatif intervensi pemerintah terkait harga obat sudah berlebihan dan merekomendasikan ‘Buy’ untuk KLBF dengan target harga Rp 1.660 atau berpotensi naik 22 persen pada akhir 2016.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.121,74 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.109,93 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.893,98 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.085,28 | - | - | ||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.028,98 | - | - | - | - |
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
16 Mei - 18 Jun 2025
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
14 Jul - 7 Agt 2025
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
22 Agt - 12 Sep 2025
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
29 Sep - 23 Okt 2025
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
10 Nov - 3 Des 2025
Tipe Kupon
Mengambang