Indeks Manufaktur Indonesia di Bawah 50 Selama 13 Bulan. Apa Artinya?
Nikkei PMI Manufaktur Indonesia Oktober 2015 tercatat 47,8 sedangkan Caixin China PMI Manufaktur 48,3
Nikkei PMI Manufaktur Indonesia Oktober 2015 tercatat 47,8 sedangkan Caixin China PMI Manufaktur 48,3
Bareksa.com - Indeks PMI (Purchasing Manager Index) Manufaktur Indonesia yang dikeluarkan oleh Nikkei pada Oktober tercatat 47,8 atau naik tipis dari September sebesar 47,4. Namun, selama tiga belas bulan terakhir indeks ini terus berada di bawah 50, yang mengindikasikan kontraksi. Indeks PMI (Purchasing Manager Index) adalah sebuah ukuran kegiatan manufaktur. Angka 50 atau lebih tinggi menunjukan ekspansi, sedangkan di bawah 50 menunjukan kontraksi (menyusut).
Rendahnya PMI manufaktur Indonesia diakibatkan melemahnya permintaan global. Pollyana De Lima, ekonom Markit mengatakan “Penurunan sektor manufaktur Indonesia terus berlanjut hingga Oktober. Penurunan lebih jauh pada pekerjaan baru telah menghambat kemampuan produksi dan juga kemampuan perusahaan untuk menambahkan jumlah tenaga kerja mereka. Tren penurunan juga dipicu oleh anjloknya bisnis ekspor.”
Pollyana melanjutkan bahwa penurunan nilai tukar Rupiah menambahkan beban biaya perusahaan karena harga yang dibayarkan untuk bahan impor terus naik. Meskipun rupiah menguat sedikit terhadap dolar AS, tingkat nilai tukar masih kurang menguntungkan daripada awal tahun.
Promo Terbaru di Bareksa
Grafik Nikkei PMI Manufaktur Indonesia
Sumber : Nikkei, Markit
Sementara itu, Indeks PMI Manufaktur China yang rendah mengirim sentimen negatif ke bursa Asia. Pada Oktober 2015, Caixin China Manufacturing PMI (indeks manufaktur China) ada di level 48,3 atau naik tipis 47,2 dari September. Meskipun terdapat sedikit peningkatan, tapi menunjukan perekonomian kedua terbesar di dunia itu berkontraksi alias melambat. PMI Manufaktur China telah jatuh di bawah level 50 sejak Maret 2015. Pemerintah China terus mengeluarkan stimulus untuk memacu pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang melambat. Belum lama ini, bank sentral China melakukan pemotongan suku bunga untuk kelima kalinya.
Grafik Caixin China PMI Manufaktur
Sumber : Tradingeconomics, Markit
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.