BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Pertumbuhan Kredit Bank Mulai Pulih, Sektor Mana Paling Menggeliat?

09 Oktober 2015
Tags:
Pertumbuhan Kredit Bank Mulai Pulih, Sektor Mana Paling Menggeliat?
Nasabah bertransaksi melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di Jakarta - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Posisi kredit Agustus 2015 menunjukkan pertumbuhan 10,8 persen dari setahun lalu

Bareksa.com - Pertumbuhan perekonomian Indonesia tampaknya mulai bergairah lagi. Indikasi itu terlihat dengan naiknya jumlah penyaluran kredit perbankan pada awal kuartal ketiga tahun ini. Setelah Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi terlemah sejak 6 tahun terakhir, penyaluran kredit bisa menjadi sinyal positif kembalinya geliat ekonomi nasional.

Bahkan, sektor-sektor usaha yang sebelumnya melambat sudah kembali melaju selama dua bulan terakhir ini. Sektor-sektor pertambangan dan konstruksi menjadi motor dalam pertumbuhan penyaluran kredit pada kuartal kedua tahun ini. Adapun untuk Juli dan Agustus, sektor agrikultur dan pengolahan yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan nasional.

Berdasarkan data Bank Indonesia, posisi kredit perbankan pada Agustus mencapai Rp3.914 triliun, bertumbuh 1,17 persen dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih kencang dibanding 0,1 persen pada Juli. Bahkan, bila dibandingkan dengan data per Agustus tahun lalu, posisi kredit Agustus 2015 menunjukkan pertumbuhan 10,8 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

Secara umum, pertumbuhan kredit bank nasional mengalami sebuah siklus kuartalan. Siklus ini dapat terlihat dari data pertumbuhan kredit selama lima tahun terakhir.

Grafik Siklus Pertumbuhan Kredit Bank Kuartalan

Illustration

Sumber: Bank Indonesia, diolah Bareksa.com

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa secara historis, sebelum booming komoditas terjadi (2008 dan 2011), ada pola pertumbuhan kredit kuartalan. Pola tersebut adalah pertumbuhan negatif pada kuartal pertama, sementara kuartal kedua sama dengan kuartal keempat tahun sebelumnya. Lalu, kredit pada kuartal ketiga dan keempat terus mengalami pertumbuhan.

"Pola historis itu bisa juga terjadi di masa depan. Namun, bila ekonomi melambat, daya beli lemah, lapangan kerja kurang, maka pattern itu mungkin tidak terjadi. Tetapi saya optimistis pada tahun ini kredit bertumbuh 12 persen," ujarnya dalam paparan di depan wartawan.

Sementara itu, pada kuartal kedua tahun ini, terlihat bahwa sektor pertambangan menunjukkan pertumbuhan kredit terbesar sekitar 10,5 persen. Hal itu didorong dengan mulai pulihnya harga komoditas global. Selain itu, kredit sektor konstruksi juga menunjukkan pertumbuhan 9,5 persen selama kuartal kedua dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini didukung oleh adanya realisasi belanja negara yang sebagian besar berfokus pada program infrastruktur.

Adapun selama Agustus saja, kredit untuk sektor agrikultur bertumbuh 2,4 persen dibanding bulan sebelumnya. Percepatan itu diikuti oleh sektor jasa 2,3 persen dan sektor pengolahan yang tumbuh 1,9 persen.

Grafik Pertumbuhan Kredit Bank Per Sektor Usaha

Illustration

Sumber: Bank Indonesia, diolah Bareksa.com

Pertumbuhan penyaluran kredit perbankan selama Agustus itu, sejalan dengan kenaikan penjualan semen dan otomotif pada dua bulan terakhir. Penjualan September juga naik sekitar 11 persen dibanding Agustus. Bahkan, angka tersebut merupakan penjualan bulanan tertinggi sepanjang tahun ini. Penjualan mobil secara grosir (wholesales) juga meningkat 2 persen pada September menjadi 92.478 unit, dibandingkan dengan penjualan pada bulan sebelumnya.

Bank Indonesia sendiri telah memperkirakan pertumbuhan kredit industri perbankan sebesar 11 - 13 persen pada tahun ini. Angka perkiraan pertumbuhan kredit tersebut tidak jauh berbeda dari realisasi 2014 sebesar 11,13 persen. Bank sentral juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 mencapai 4,7 - 5,1 persen dibanding tahun lalu.

Sementara itu, riset Mandiri Sekuritas masih menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih stabil pada sisa tahun ini dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 4,8 persen.

"Percepatan penyerapan anggaran pemerintah, tekanan inflasi yang rendah, bersamaan dengan nilai tukar yang stabil setelah keputusan penaikan suku bunga The Fed - saat ini masih belum terlihat konsisten - akan menjadi kondisi pendukung stabilitas pertumbuhan," ujar analis Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra dalam riset yang dibagikan pada nasabah (6/10).

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.387,87

Up0,32%
Up4,14%
Up7,95%
Up7,95%
Up19,33%
Up38,23%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.096,95

Up0,27%
Up4,13%
Up7,33%
Up7,33%
Up5,39%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.086,78

Up0,54%
Up4,03%
Up7,79%
Up7,79%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.856,89

Up0,55%
Up3,90%
Up7,38%
Up7,38%
Up17,38%
Up40,53%

Insight Renewable Energy Fund

2.291,51

Up0,74%
Up4,13%
Up7,53%
Up7,53%
Up19,73%
Up35,75%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua