Jumlah Analis Yang Proyeksi Fed Rate Akan Naik September Berkurang Separuh
Survei tersebut dilakukan kepada trader obligasi, ekonom, manajer portofolio, dan Mantan Menteri Keuangan AS Lawrance Su
Survei tersebut dilakukan kepada trader obligasi, ekonom, manajer portofolio, dan Mantan Menteri Keuangan AS Lawrance Su
Bareksa.com – Rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang ingin menaikkan suku bunga acuannya pada bulan September nanti, diproyeksi akan kembali tertunda. Pasalnya, beberapa survei seperti yang dilakukan oleh CME Group FedWatch tool menunjukkan probabilitas pasar hanya 24 persen yang meyakini Fed Rate akan dinaikkan pada bulan depan. Padahal, pada tanggal 28 Juli lalu nilai probabilitasnya sempat mencapai 50 persen.
Survei dilakukan kepada trader obligasi, ekonom, manajer portofolio, dan Mantan Menteri Keuangan AS Lawrance Summers. Summers bahkan memperingatkan agar The Fed untuk tidak menaikkan suku bunganya yang saat ini masih berada di level 0,12 persen.
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan para surveyor menurunkan ekspektasinya terhadap kenaikan Fed Rate, baik dari sisi eksternal maupun internal kondisi perekonomian AS sendiri yang belum pulih 100 persen.
Luke Tilley, Chief Economist Wilmington Trust, mengungkapkan sebaiknya The Fed lebih fokus kepada fundamental Amerika Serikat. Menurutnya, data ekonomi AS yang dirilis baru-baru ini belum cukup kuat untuk mendukung kenaikan suku bunga. “Dengan ekspektasi inflasi terkendali karena krisis minyak dan komoditas,” ujar Tilley.
Berdasarkan data Bareksa, beberapa data krusial yang menjadi bahan pertimbangan seperti tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi AS memang belum mencapai target The Fed.
Grafik Level Pengangguran AS Januari 2011-Juli 2015
Sumber: Bareksa.com
Tingkat pengangguran di Amerika hingga bulan Juli 2015 masih berada di atas 5 persen. Padahal, Gubernur The Fed Janet Yellen berharap data ini bisa berada di bawah 5 persen sebelum Fed Rate dinaikkan.
Sementara, data pertumbuhan ekonomi AS di kuartal II-2015 pun kembali merosot ke level 2,3 persen. Turunnya pertumbuhan ekonomi ini sejalan dengan perlambatan industri.
Grafik Pertumbuhan Ekonomi AS Periode Januari 2011-Juli 2015
Sumber: Bareksa.com
Kenaikan Fed Rate Dikhawatirkan Akan Mengguncang Pasar Obligasi AS
Jika The Fed jadi menaikkan suku bunganya, maka pasar obligasi amerika akan mengalami guncangan hebat setelah beberapa minggu terakhir banyak dana global yang masuk. Pasalnya, kenaikan Fed Rate akan memicu aksi jual obligasi jangka panjang AS. Kekhawatiran ini dilontarkan oleh beberapa trader dan manajemen investasi obligasi AS.
"Sudah terlalu banyak uang di surat berharga jangka pendek (Treasury) sekarang. Mereka (dana yang masuk) sama sekali tidak siap untuk kenaikan suku bunga," kata James Kochan, Chief Fixed-Income Strategist Wells Fargo Fund Management.
Bahkan, ekspektasi terburuk dari kenaikan suku bunga ini diperkirakan akan memicu kembali krisis seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 lalu.
"Jika Fed menaikkan suku bunga dalam kondisi pasar seperti ini, bisa mengambil risiko melakukan kesalahan yang sama pada tahun 1997," ungkap Robert Tipp, Chief Investment Strategist dari Prudential Fixed Income. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.