Apa yang mau kamu cari?
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Kamu bisa mulai dari nama produk investasi atau topik tertentu.
Laba per saham pun mengalami penurunan dari Rp243 per saham pada 2014 menjadi Rp199 per saham pada 2015.
Laba per saham pun mengalami penurunan dari Rp243 per saham pada 2014 menjadi Rp199 per saham pada 2015.
Bareksa.com – Laba bersih PT Astra Internasional Tbk (ASII) semester I 2015 menurun 18 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2014. Laba ASII mencapai Rp8,05 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,8 triliun.
Laba per saham pun mengalami penurunan dari Rp243 per saham pada 2014 menjadi Rp199 per saham pada 2015.
Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto, mengungkapkan laba Astra ikut turun karena menurunnya konsumsi domestik, melemahnya harga komoditas dan juga kompetisi di penjualan mobil.
Sektor paling jeblok di lini usaha ASII adalah agribisnis yang turun 68 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ASII turun menjadi Rp354 miliar dari sebelumnya Rp1,091 triliun.
Penurunan terbesar kedua terjadi di bidang infrastruktur, logistik dan lainnya sebesar 60 persen menjadi Rp68 miliar dari sebelumnya Rp171 miliar.
Pendapatan perseroan di bidang otomotif juga semakin melorot. Laba bersih sebesar Rp4 triliun di semester satu 2014 harus jatuh menjadi Rp3,422 triliun di 2015 ini atau turun 15 persen.
Di sektor keuangan lini bisnis ASII juga mengalami penurunan sebesar 16 persen menjadi Rp2,08 triliun dari sebelumnya Rp2, 47 di tahun 2014.
Satu-satunya lini bisnis ASII yang mencetak kenaikan laba bersih adalah divisi alat berat dan pertambangan. Divisi ini menyumbang Rp2 triliun atau naik tiga persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,98 triliun.
Penurunan di segmen otomotif menurut Prijono dikarenakan lemahnya permintaan di semester pertama. Hal ini disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dan sedikitnya jumlah produk baru yang diluncurkan.
Selain itu persaingan diskon di pasar mobil yang disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi yang berdampak negatif terhadap laba bersih di segmen ini.
“Bisnis komponen otomotif juga memberikan kontribusi yang rendah karena depresiasi nilai tukar rupiah,” katanya.
Ia mengatakan, penjualan mobil secara nasional menurun sebesar 18 persen menjadi 525 ribu unit. Penjualan astra turun sebesar 21 persen menjadi 263 unit. Ini mengakibatkan pangsa pasar Astra turun dari 52 persen menjadi 50 persen pada semester pertama 2015.
Berbeda dengan kendaraan roda dua. Walaupun sama-sama mengalami penurunan hingga 19 persen atau 2,1 juta unit namun pangsa pasar Astra naik menjadi 67 persen.
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Obligasi Nusantara autodebet | 1.126,07 | - | |||||
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.112,42 | - | - | ||||
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.898,22 | ||||||
Syailendra Sharia Fixed Income Fund | 1.088,42 | - | - | ||||
Capital Regular Income Fund Dividen | 1.031,29 | - | - | - | - |
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
SR022
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
16 Mei - 18 Jun 2025
Tipe Kupon
Fixed
SBR014
Saving Bond Ritel
Periode Pembelian
14 Jul - 7 Agt 2025
Tipe Kupon
Mengambang
SR023
SyariahSukuk Ritel
Periode Pembelian
22 Agt - 12 Sep 2025
Tipe Kupon
Fixed
ORI028
Obligasi Negara Ritel
Periode Pembelian
29 Sep - 23 Okt 2025
Tipe Kupon
Fixed
ST015
SyariahSukuk Tabungan
Periode Pembelian
10 Nov - 3 Des 2025
Tipe Kupon
Mengambang