Saham Tekstil Bisa Jadi Pilihan di Tengah Anjloknya Rupiah
Perusahaan tekstil andalkan pendapatan ekspor
Perusahaan tekstil andalkan pendapatan ekspor
Bareksa.com - Pada kuartal II-2015 rupiah melemah 18 persen ke level Rp13.300 per dolar. Padahal pada akhir kuartal I, nilai rupiah masih berada di kisaran Rp11.300 per dolar.
Anjloknya rupiah itu mengurangi optimisme pasar terhadap kinerja emiten di bursa saham, dan berdampak pada penurunan harga saham.
Padahal masih ada industri yang justru mendapat efek positif dari menguatnya nilai tukar dolar tersebut. Contohnya perusahaan yang mengandalkan ekspor sebagai sumber pendapatan. Ketika dolar merangkak naik, maka pendapatan dari perusahaan ini ikut meningkat.
Promo Terbaru di Bareksa
Salah satu industri berbasis ekspor di Indonesia antara lain adalah tekstil. Di Indonesia setidaknya ada lebih dari 15 perusahaan yang bergerak di bidang pertekstilan yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek. Tetapi sayangnya, hanya beberapa saja yang sahamnya aktif diperdagangkan.
Rata-rata perusahan tekstil yang aktif diperdagangkan, sangat bergantung dari penjualan ekspor. Tertinggi adalah PT Pan Brothers Tbk (PBRX). Pada 2014, perusahaan ini berhasil meraih nilai penjualan $314 juta dari kegiatan ekspor garmen. Nilai tersebut setara 93 persen dari total penjualan perusahaan.
Grafik: Proporsi Penjualan Perusahaan Tekstil
sumber:bareksa.com
Besarnya pendapatan ekspor perusahaan ini didukung sejumlah pelanggan yang merupakan merek pakaian kelas dunia seperti Adidas, Nike, Uniqlo, sampai Marks & Spencer.
Perusahaan garmen lainnya yang menarik adalah PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau lebih dikenal dengan nama Sritex. Perusahaan asal Jawa Timur ini cukup terkenal sebagai pemasok seragam militer di dunia. Beberapa negara yang sudah menggunakan pakaian militer produksi SRIL diantaranya Jerman, Malaysia, Swedia, dan juga Belanda.
Besarnya pendapatan ekspor perusahaan ini didukung sejumlah pelanggan yang merupakan merek pakaian kelas dunia seperti Adidas, Nike, Uniqlo, sampai Marks & Spencer.
Perusahaan garmen lainnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau lebih dikenal dengan nama Sritex. Perusahaan asal Jawa Timur ini cukup terkenal sebagai pemasok seragam militer di dunia. Beberapa negara yang sudah menggunakan pakaian militer produksi SRIL di antaranya Jerman, Malaysia, Swedia, dan juga Belanda.
Selain mensuplai kebutuhan seragam militer, SRIL juga memiliki pelanggan merek fashion terkemuka seperti H&M. Pada 2014, SRIL menghasilkan penjualan ekspor sebesar $286 juta atau 49 persen dari total penjualan perusahaan.
Selain itu, ada juga produsen garmen yang sekaligus memiliki segmen bisnis retail dengan menjual langsung pakaian produksi ke pelanggan seperti PT Trisula International Tbk (TRIS).
Pada 2014, TRIS berhasil menjual produk ke luar negeri sebesar $49,3 juta atau 79 persen dari total penjualan perusahaan. Sisanya sebesar $12,9 juta merupakan penjualan melalui jalur retail di dalam negeri. Beberapa merek yang dipegang TRIS di antaranya Jobb, G2000, Jack Nicklaus, dan BONDS.
Walaupun perusahaan ini mendapat penjualan ekspor yang cukup besar, perlu diperhatikan juga kondisi kesehatan keuangannya. Beberapa perusahaan tekstil ini ternyata memiliki utang cukup tinggi, yang tercermin dari rasio utang terhadap modal (debt to equity ratio/DER).
Grafik: DER Perusahaan Tekstil
sumber:bareksa.com
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2015, utang SRIL sudah mencapai 178 persen dari modal. PT Eratex (ERTX) juga sudah memiliki utang 213 persen dari modal. Sementara PBRX dan TRIS masih memiliki utang yang lebih kecil dari dua perusahaan lainnya.
Pada kuartal I-2015, rata-rata pertumbuhan penjualan perusahaan tekstil di kisaran 14 persen dipimpin oleh TRIS dan PBRX, yang mencapai 18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Namun di segi laba bersih, PBRX justru turun sampai 91 persen.
Grafik: Pertumbuhan Tahunan Penjualan
sumber:bareksa.com
Dengan kondisi fundamental tersebut, valuasi perusahaan tekstil cukup menarik dengan kisaran harga 5 - 25 kali lebih tinggi dari nilai laba per saham. Kisaran ini lebih rendah dari sektor industri lain seperti contohnya perdagangan, di mana rata-rata harga sudah lebih tinggi kali daripada laba per saham.
Grafik: Rasio PE Perusahaan Tekstil
sumber:bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.