2015, Indofood Genjot Volume Jual Mie Instan & Susu; JP Morgan Rekomendasi Beli
Perusahaan juga menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp7,9 triliun untuk ekspansi
Perusahaan juga menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp7,9 triliun untuk ekspansi
Bareksa.com -- Produsen makanan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memperkirakan pertumbuhan volume penjualan produk mi instan dan produk susu yang lebih baik pada 2015 dibandingkan volume yang turun pada tahun 2014. Anggaran belanja modal disiapkan sekitar Rp7,9 triliun untuk ekspansi.
Berdasarkan riset JP Morgan yang telah disampaikan kepada nasabah, volume penjualan mi instan INDF tahun ini diperkirakan tumbuh 1 hingga 3 persen. Padahal, tahun lalu volume penjualan mi instan INDF tidak tumbuh atau bahkan mengalami penurunan.
Di saat yang sama, pemimpin pasar untuk produk mi instan ini menargetkan marjin laba sebelum pajak (EBIT) pada tahun 2015 berkisar antara 13 hingga 15 persen, sama seperti pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan harga bahan baku minyak sawit dan gandum yang stabil seperti tahun lalu.
Promo Terbaru di Bareksa
"Manajemen akan melakukan efisiensi guna menahan margin laba. Ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi jika pertumbuhan volume penjualan melambat," tulis JP Morgan dalam risetnya.
Di sisi lain, INDF menargetkan pertumbuhan 18 persen untuk produk susu (dairy) sepanjang 2015 dibandingkan penurunan hingga 3 persen pada tahun lalu. Hal itu didapat dari pertumbuhan organik serta hasil dari akuisisi pabrik Milkuat dari Danone's Indonesia.
"Kami menilai hal itu terlalu agresif padahal di kuartal tiga tahun lalu terdapat penurunan volume penjualan 9 persen dan terdapat persaingan ketat untuk segmen ini," kata JP Morgan dalam riset tersebut.
Perusahaan terafiliasi Grup Salim ini juga menganggarkan belanja (capex) senilai total Rp7,9 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk consumer brand product (CBP) sebesar Rp3,2 triliun, yang sebagian besarnya untuk mi instan. Selain itu, belanja juga dialokasikan untuk ekspansi pabrik tepung Bogasari Rp2,5 triliun dan Rp2,2 triliun untuk agribisnis.
Berkaitan dengan divestasi produsen sayur asal China Minzhong, INDF akan menyelesaikannya pada Juni 2015. JP Morgan menilai ini yang akan menjadi positif bagi valuasi INDF sehingga masih merekomendasikan "beli" untuk saham ini. (np)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.