Utang Melonjak 2 Kali Lipat, XL Axiata Bukukan Rugi Rp891 Miliar

Bareksa • 06 Feb 2015

an image
Presiden Direktur PT. XL Axiata Tbk Hasnul Suhaimi (dua kanan) bertukar cinderamata dengan Presiden Direktur, PT. Visa Worldwide Indonesia Ellyana Fuad (dua kiri). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Utang XL berasal dari transaksi mahal akuisisi Axis di awal tahun

Bareksa.com - Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat kerugian sebesar Rp891 miliar sepanjang 2014, membalikkan untung Rp1,03 triliun pada periode 2013. Tekanan finansial ini terjadi karena utang mahal perseroan untuk menuntaskan pembelian Axis. 

Sebenarnya, pendapatan XL meningkat 9,4 persen menjadi Rp23,4 triliun sepanjang tahun lalu. Namun, beban infrastruktur yang begitu besar menyumbang kenaikan hingga 26,7 persen menjadi Rp8,2 triliun dan beban karyawan pun ikut naik hingga Rp1,15 triliun atau 19,2 persen.

Pada pertengahan Maret 2014, XL mengakuisisi Axis senilai $865 juta. Dana tersebut diperoleh dari pinjaman pemegang saham Axiata sebesar US$ 500 juta atau 58 persen nilai transaksi dan sisanya sebesar US$ 365 juta atau 42 persen berasal dari pinjaman tiga bank berbeda yaitu UOB, Bank of Tokyo-Mitsubishi, dan DBS.

Besarnya pinjaman tersebut membuat XL membukukan utang jangka pendek dan utang jangka panjang dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, besaran utang tersebut masing-masing senilai Rp15,39 triliun dan  Rp34,34 triliun.

Selama tahun 2014, XL telah membelanjakan belanja modal (capex) yang digunakan untuk memperluas infrastruktur layanan data yang dibiayai melalui kombinasi antara dana internal dan utang.

Untuk menutup beban yang begitu tinggi, XL sempat menjual sebagian dari total portofolio menara sebanyak 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) seharga Rp 5,6 triliun. Dana yang diperoleh akan digunakan untuk melakukan pembayaran utang XL dan mencapai struktur modal perusahaan yang lebih baik. (hm)